REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Musyawarah Nasional PBSI yang digelar 10-12 Agustus di Surabaya memunculkan Muhammad Fadil Imran sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PBSI periode 2024-2028. Ia terpilih secara aklamasi karena tak ada pesaing.
Sejak terpilih, Fadil bekerja membentuk kepengurusan baru. Kepengurusan baru tersebut diumumkan pada Sabtu (30/11/2024) di Hotel Ambarukmo Yogyakarta, setelah masa jabatan kepengurusan sebelumnya berakhir.
Fadil dan Tim Formatur menjalani proses yang cukup panjang untuk menentukan rancang bangun organisasi PBSI yang dianggap sesuai dengan dinamika persaingan global yang makin keras.
"Kami melakukan dialog dengan para pengurus daerah, pemilik klub, atlet, pelatih, dan legenda bulu tangkis, serta perwakilan komunitas bulu tangkis untuk mendengarkan aspirasi mereka," ujar Fadil mengenai lamanya mengumumkan susunan pengurus.
Fadil menambahkan, ia juga meminta bantuan konsultan manajemen independen untuk merumuskan berbagai aspirasi tersebut ke dalam suatu rancang bangun organisasi yang modern, adaptif, dan profesional. Ia ingin kepengurusan ini diawali dengan suatu proses yang transparan dan terukur sehingga nanti bisa menghasilkan prestasi yang maksimal.
Dalam menyusun struktur organisasi dan pengisian kepengurusan, PP PBSI menggandeng Dayalima, sebuah perusahaan konsultan manajemen organisasi dan SDM yang telah berdiri 25 tahun di Indonesia.
“Semoga dengan kepengurusan yang berawal dari kota Yogyakarta yang amat istimewa, didukung seluruh pemangku kepentingan dan insan bulu tangkis, PBSI pun dapat mempersembahkan prestasi yang istimewa bagi bangsa Indonesia,” ujar Fadil.
Personel PP PBSI 2024-2028 resmi dilantik oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman. Acara ini dihadiri juga oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum PP PBSI masa bakti 1997-2001 Subagyo HS, Ketua Umum PP PBSI masa bakti 2020-2024 Agung Firman Sampurna, GKR Hemas anggota DPD RI dan penggagas Piala GKR Hemas yang menggelorakan bulu tangkis di Indonesia dan para pengurus provinsi PBSI dari seluruh Indonesia.
PP PBSI dipimpin oleh Ketua Umum M Fadil Imran, didampingi peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 Ricky A. Soebagdja sebagai Sekretaris Jenderal, dan Tony Wahyudi, Ketua PBSI Jawa Timur, sebagai Bandahara Umum.
Ada tiga Wakil Ketua Umum dalam kepengurusan ini, yakni Wakil Ketua Umum I yang dijabat peraih medali emas tunggal putra Olimpiade Athena 2004 yang kini juga menjadi Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat, Wakil Ketua Umum II dijabat K.P.H. Yudonegoro yang juga Ketua PBSI DI Yogyakarta, dan Wakil Ketua Umum III dijabat Armand Darmadji, pria yang sebelumnya menjadi General Manager Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI.
Peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 Eng Hian dipercaya menjadi Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pelatnas, berdampingan dengan Mulyo Handoyo sebagai Koordinator Tim Pelatih. Mulyo dikenal sebagai pelatih bertangan dingin yang telah mengantarkan sejumlah atlet dari berbagai negara mencapai puncak prestasi, termasuk menggembleng Taufik hingga meraih emas di Athena. Bidang Pembinaan Prestasi Daerah dan Pengurus Provinsi dipercayakan kepada Umar Djaidi, yang sebelumnya mengelola klub, juga merupakan dosen pendidikan olahraga dan kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, dan pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Di bawah Ketua Umum, Sekjen, dan para Wakil Ketua Umum ada berbagai bidang dan subbidang di dalam struktur organisasi PP PBSI, antara lain hubungan masyarakat, hubungan luar negeri, perencanaan strategis, turnamen, perwasitan, pengembangan komersial, hingga audit internal dan perencanaan pasca-karier atlet. Juga ada tim pendukung pembinaan prestasi yang nantinya akan merekrut dan berkolaborasi dengan para profesional dan akademisi dari bidang sport medicine, psikologi olahraga, dan sport science. Total ada 60 orang pengurus yang dilantik.
“Kami melaksanakan Munas dengan pemahaman bersama bahwa PBSI sedang tidak baik-baik saja. Walaupun Indonesia tetaplah salah satu negara elite bulu tangkis dunia, banyak target dan harapan yang tidak tercapai. Terutama target medali emas di Olimpiade Paris 2024. Begitu juga dengan sejumlah masalah keorganisasian yang berdampak pada pencapaian prestasi. Ini tidak perlu kita mungkiri, tapi harus kita benahi,” ujar Fadil dalam pidato saat pelantikan.