Senin 02 Dec 2024 14:56 WIB

Begini Analisis Pakar tentang Kepribadian Anak yang Bunuh Keluarganya di Jaksel

Remaja 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Situasi TKP pembunuhan oleh remaja berinisial MAS, di Perumahan Taman Bona Indah, Cilandak, Jakarta Selatan pada Ahad (1/12/2024).
Foto: Rizky Suryarandika/Republika
Situasi TKP pembunuhan oleh remaja berinisial MAS, di Perumahan Taman Bona Indah, Cilandak, Jakarta Selatan pada Ahad (1/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kriminologi dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menganalisis kasus anak berusia 14 tahun yang membunuh ayah kandung dan nenek di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan pada akhir pekan lalu. Adrianus menduga pelaku berinisial MAS itu mengalami gangguan psikotik.

Adrianus memantau adanya informasi bahwa MAS melakukan aksi kejinya karena adanya "bisikan". Adrianus menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan munculnya bisikan semacam itu pada diri manusia.

Baca Juga

Pertama, Adrianus menyebut ketika seseorang mengonsumsi narkotika maka bisa berpengaruh ke kepribadian yang agresif. Tapi kemudian MAS dinyatakan bebas dari narkoba.

Kedua, MAS bisa saja masuk kategori psikopatik. Orang semacam ini dalam kepribadiaannya cenderung tanpa nilai, egosentrik, maunya sendiri, tidak peduli orang lain, pemarah, manipulatif.

"Karena anak ini masih 14 tahun jadi belum kelihatan, belum keluar karena biasanya keliatan betul pada usia 25 tahun saat sudah miliki kompleksitas peran sebagai anak, suami, pekerja (peran ganda)," kata Adrianus dalam keterangannya pada Senin (2/12/2024).

Oleh karena itu, Adrianus menyebut kemungkinan besar MAS masuk kategori yang ketiga yaitu mengalami psikotik. Sebab penderitanya umumnya mengalami suara gangguan.

"Psikotik ini dapat dibagi paranoid dan skizofrenia. Sama-sama jiwa sakit, skizofrenia tandanya adanya halusinasi yang bisa buat kepribadian ganda. Kalau paranoid jadi curiga, orang-orang yang nyuruh-nyuruh bantai, maka ada kemungkinan pelaku nggak tahan dengan ajakan itu (menuruti ajakan)," ujar Adrianus.

Adrianus lantas mempertanyakan mengapa MAS tak ditangani secara medis sejak dini. Adrianus menduga orang tua MAS tak menyadari gangguan itu.

"Nah yang menarik kenapa kok nggak ditangani? Karena masih kecil, orang tua belum aware anaknya alami situasi itu. Ternyata cukup berbahaya. Kalau dia sudah dewasa alami gangguan tentu lebih mudah bawa ke rumah sakit jiwa," ujar Adrianus.

Diketahui, MAS sudah diringkus oleh petugas keamanan perumahan dan diserahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Dalam penyisiran tempat kejadian perkara (TKP) polisi menemukan pisau dapur dengan gagang kayu sebagai barang bukti.

Dalam aksi kejinya pada Sabtu (30/11/2024), MAS menghabisi nyawa ayah bernama Argadipa (40 tahun) dan neneknya Ruth Megawati (69). Sedangkan Ibu pelaku atas nama Mitha (40) terluka dalam kejadian itu dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Kejadian ini terungkap ketika petugas keamanan memperoleh informasi ada pembacokan di rumah tersebut. Petugas lalu mengecek lokasi mendapati Mitha bersimbah darah.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement