Rabu 01 Jan 2025 16:23 WIB

48 Tahun Haji Isam, Pengusaha yang Dapat Kepercayaan Besar Presiden Prabowo

Proyek cetak sawah di Merauke, Papua merupakan tanggung jawab besar dari negara.

Presiden Prabowo Subianto bersama Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan pemilik Jhonlin Group Haji Isam.
Foto: Republika.co.id
Presiden Prabowo Subianto bersama Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan pemilik Jhonlin Group Haji Isam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 1 Januari 2025, Haji Isam genap berusia 48 tahun. Menjelang setengah abad, pengusaha asal Batulicin, Kabupaten Tanah Bambu, Kalimantan Selatan, Haji Isam tidak hanya dikenal dikenal sebagai pengusaha sukses, melainkan juga sudah tokoh yang diperhitungkan karena terus ingin berkontribusi dalam pembangunan. 

Terbukti, Presiden Prabowo Subianto memberi kepercayaan kepada Haji Isam untuk mengerjakan proyek prestisus mencetak satu juta hektare sawah di Merauke, Provinsi Papua Selatan. "Proyek cetak sawah ini merupakan tanggung jawab besar dari negara. Saya tidak memikirkan untung rugi, tetapi bagaimana proyek ini bisa berhasil dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Papua," kata Haji Isam kepada wartawan di Jakarta, Rabu (1/1/2025).

Baca Juga

Untuk menyukseskan program kedaulatan pangan, Haji Isam pun mengerahkan seluruh kemampuannya. Dia membeli dan mendatangkan 2.000 ekskavator dari China. Nilai transaksi alat berat tersebut Rp 1,24 triliun. Dia juga mengerahkan armada tongkang ke Merauke untuk untuk mendukung percepatan proyek yang membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar tersebut.

Untuk mendukung kesukseskan satu juta hektare sawah, Haji Isam juga mendatangkan tenaga tenaga ahli dari China, Jepang, dan Eropa. Bahkan kapal pesiar miliknya J7 Explorer disulap menjadi 'kapal induk' untuk mendukung kelancaran proyek satu juta hektare. Seluruh keperluan logistik dan sumber daya manusia (SDM) ditempatkan di kapal tersebut untuk memuluskan kerja besar agar program pemerintah berhasil.  

Bagaimana perjalanan bisnis Haji Isam hingga bisa besar seperti sekarang. Dari sejumlah sumber, ayah Haji Isam berasal dari etnis Bugis di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Ibunya berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan. Seperti banyak kisah from zero to hero, Haji Isam memulai usahanya dari nol hingga bisa membangun gurita bisnis seperti saat ini. Bahkan, ia sempat menjadi tukang ojek dan operator alat berat. 

Perjalanannya bisnisnya diawali dengan menjadi penambang batu bara lokal bernama Johan Maulana. Sejak 2001, ia ikut Johan Maulana dan belajar cara mengelola pertambangan. Setelah belajar dua tahun dari Johan, Haji Isam memulai langkah pentingnya di bisnis batu bara yang kemudian mengubah hidupnya.

Jadilah dia kontraktor pelaksana di PT Arutmin Indonesia, yang bagian dari PT Bumi Resources Tbk milik keluarga Bakrie, lewat bendera CV Jhonlin Baratama. Setelah usahanya meluas, CV pun berubah menjadi PT Jhonlin Baratama. Kini, PT Jhonlin menambang hingga 400 ribu ton batu bara per bulan. Omzetnya mencapai puluhan miliar setiap bulan. 

Perusahaan milik Haji Isam kemudian bertambah. Bisnis penerbangannya diatur Jhonlin Air Transport. Di bidang perkapalan ada Jhonlin Marine yang membawahi armada puluhan kapal tongkang pengangkut batu bara. Di industri agrobisnis, terdapat Jhonlin Agromandiri yang mengelola perkebunan kelapa sawit. Bahkan dia memiliki Pabrik Biodisel bernilai Rp 2 triliun yang dikelola Jhonlin Agri Raya.

"Intinya, Jhonlin Group, berkembang pesat dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, termasuk menciptakan lapangan kerja bagi ribuan orang," kata Haji Isam.

Meski mendapat kritik, melalui Johnlin Group, Haji Isam malah sepanjang 2022-2023 memberangkatkan 870 warga Tanah Bumbu untuk melakukan umroh ke Tanah Suci. Dan akhir Desember 2024, ia kembali memberangkatkan 100 orang berumroh ke Tanah Suci. Jumlah itu, di luar 250-an orang guru yang juga diumrohkan pada 2022. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement