REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan kerja sama tim (teamwork) di tim nasional dan pentingnya pembinaan di akar rumput (grassroot) demi kejayaan sepak bola Indonesia pada masa depan. Dua hal ini menjadi bagian dari banyak hal yang diungkapkan Erick saat menjadi tamu dalam podcast Thom Haye di kanal Youtube The Haye Way yang ditayangkan pada Sabtu (1/2/2025).
Erick hadir bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) Gijs de Jong. Dua sosok ini sebelumnya sudah bertemu di KNVB Campus di Zeist, Belanda pada 27 Januari 2025 lalu.
Erick menceritakan awal mula menjalin diskusi yang mendalam dengan Gijs pada Kongres FIFA di Bangkok pada Mei tahun lalu. Erick mengutarakan keinginannya untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan KNVB dalam sepak bola, terlebih ada peluang Indonesia berlaga di Piala Dunia 2026.
"Saya ambisius pada hasil bukan jabatan, karena pemerintah dan FIFA meminta saya benar-benar aktif di sepak bola sejak 2015. Namun saya terus menolak karena saat itu masih sibuk dengan bisnis saya," kata Erick menjawab pertanyaan pembawa acara Neal Petersen.
Menurut Erick momentum sepak bola Indonesia melesat ada saat ini. Sebelumnya, Indonesia hanya terpisah satu kemenangan untuk lolos ke Olimpiade. Sekarang, Garuda punya kesempatan berlaga di Piala Dunia 2026. "Kita tak pernah tahu jika kami mendapatkan hasil bagus pada empat laga tersisa," ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini.
Ia menuturkan, salah satu alasan PSSI mengganti Patrick Kluivert juga mempertimbangkan momentum ini. Erick melihat ada peluang meningkatkan kualitas timnas pada momen penting ini dengan mendatangkan tim pelatih asal Belanda yang dikepalai Kluivert. Menurut Erick, Gijs juga salah satu yang memberikan masukan kepadanya.
"Saya pikir yang paling penting adalah keyakinan dan kerja sama tim. Bukan cuma Patrick, saya, Denny (Landzaat), Alex (Pastoor), Gerald (Vanenburg). Kami ingin membangun tidak hanya tim saat ini (ke Piala Dunia), tetapi juga tim masa depan. Seperti Gerald akan menjaga dan mengawasi beberapa pemain U-17, U-20, dan U-23," kata dia menguraikan alasan penggantian pelatih timnas Indonesia.
Di mata Erick, kunci kesuksesan timnas adalah punya proram yang bagus, pelatih yang baik, dan pemain yang juga berkualitas. "Tiga hal ini harus ada di sana. Anda tak bisa hanya punya program yang bagus tapi tak punya pelatih bagus dan pemain berkualitas, lupakan saja," imbuhnya.
Erick menegaskan, ia tak melihat sosok Kluivert, melainkan satu kesatuan tim pelatih dengan Landzaat, Pastoor, dan Vanenburg. "Itu yang saya percayai, kerja tim. Saya berada di sini juga karena kerja tim, karena kepercayaan publik, pemerintah, FIFA, dan KNVB," tegasnya.
Ia mengatakan, kegagalan lolos ke Olimpiade Paris membuat PSSI ambil ancang-ancang memperkuat timnas U-17. Ini agar Indonesia punya tim yang berkualitas lebih baik lagi untuk bertarung memperebutkan tiket ke Olimpiade Los Angeles 2028 serta tampil reguler di Piala Dunia.
"Sebab saya ingin timnas punya kesinambungan untuk berlaga di Piala Dunia. Salah satu kelemahan di ekosistem sepak bola kami adalah model pembinaan di akar rumput. Pembinaan akar rumput ini yang kami pelajari dari KNVB. Saya ke sini juga membawa tim yang terdiri dari anggota eksekutif dan para pelatih," ujar Erick.
Ia berharap Indonesia bisa menjadi raksasa yang bagung dari tidurnya. Sebab dengan semua potensi yang dimiliki, ia percaya sepak bola Indonesia bisa mentas di level dunia.
Gijs menimpali bahwa progres sepak bola Indonesia sudah terlihat membaik. "Mereka tidak lagi raksasa tertidur, mereka sudah mulai bangun," kata dia.