Selasa 19 Aug 2025 09:47 WIB

Kenapa Sih Situs Gunung Padang Kontroversial?

Situs Gunung Padang masuk ke dalam tayangan Netflix global.

Batu-batu balok jenis batuan beku andesit terhampar berserakan di situs Megalith Gunung Padang, Kab. Cianjur, Jawa Barat, (3/12/2012).
Foto: Republika
Batu-batu balok jenis batuan beku andesit terhampar berserakan di situs Megalith Gunung Padang, Kab. Cianjur, Jawa Barat, (3/12/2012).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akhirnya membuka kembali penelitian di Situs Gunung Padang. Situs megalitikum yang berada di Kabupaten Cianjur ini memang kontroversial karena berbagai hal, salah satunya umur situs yang diklaim oleh sejumlah peneliti lebih tua dari piramida Mesir. Selain itu, Situs Gunung Padang juga masuk ke dalam tayangan Netflix 'Ancient Apocalypse', yang di dalamnya disebutkan teknologi membangun Gunung Padang kemungkinan besar berasar dari luar bumi alias alien.

Apa sebenarnya kontroversi Gunung Padang ini? Pada tengah Februari lalu, Menbud Fadli Zon mempertemukan pihak-pihak yang beradu pendapat soal Situs Gunung Padang. Dalam catatan Republika, itulah pertamakalinya dua kubu berbeda pendapat soal Gunung Padang duduk satu forum membahas argumen mereka.Ada enam peneliti yang berbicara. Datang dari dua disiplin ilmu yakni arkeologi dan geologi.

Baca Juga

Peneliti arkeolog adalah arkeolog senior Dr Junus Satrio Atmodjo, arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Lutfi Yondri, dan arkeolog sekaligus dosen UI Dr Ali Akbar. Sementara geolog yang datang adalah Prof Sutikno Bronto, peneliti BRIN Prof Danny Hilman Natawidjaja, dan Dr Taqyuddin.

Dalam pidato pembukaan diskusinya, Menbud mengatakan situs Gunung Padang masih menimbulkan tanda tanya besar. Ini yang menjadi tantangan bagi arkeolog, sejarawan, arsitek dan peneliti lainnya. "Apa sebetulnya situs Gunung Padang itu? Dulunya seperti apa?" kata Fadli Zon.

Ada dua perbedaan utama dalam penelitian situs Gunung Padang. Pertama adalah apakah situs megalitik itu buatan warga di sekitarnya atau dibentuk oleh alam lalu dimodifikasi oleh warga sekitarnya. Ini dianggap penting karena harus benar-benar meneliti lapisan tanah, bebatuan yang menjadi fondasi, serta faktor temuan arkeologis lainnya. 

photo
Batu-batu balok jenis batuan beku andesit terhampar berserakan di situs Megalith Gunung Padang, Kab. Cianjur, Jawa Barat. - (ANTARA/Agus Bebeng)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement