Kamis 08 Aug 2019 15:42 WIB

Imbas Pencemaran Minyak, Petambak Udang Panen Dini

Produksi tambak udang petani turun akibat pencemaran minyak.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Friska Yolanda
Tambak udang vaname di Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang, panen dini dampak dari air laut yang tercemar limbah minyak Pertamina, Kamis (8/8).
Foto: dok. Istimewa
Tambak udang vaname di Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang, panen dini dampak dari air laut yang tercemar limbah minyak Pertamina, Kamis (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dampak dari pencemaran limbah minyak, yang terjadi di sembilan desa di Kabupaten Karawang, para petambak udang melakukan panen dini. Pasalnya, sampai saat ini air laut masih tercemar spill oil yang keluar dari sumur minyak dan gas milik Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ. Sehingga, para petambak itu tak berani memasukan air laut ke areal tambaknya.

Hendi Suhendi (52 tahun) petambak udang vaname asal Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, mengatakan, saat ini panen udang vaname dipercepat dari jadwal yang telah ditentukan. Seharusnya, panen itu bulan depan. Namun, karena situasinya tak memungkinan, jadi terpaksa panen dini.

Baca Juga

"Alasannya, air lautnya sudah tercemar minyak. Jadi, kami tak berani mengisi tambak dengan air baru dari laut," ujar Hendi, Kamis (8/8).

Bahkan, sebelum panen ini, dirinya terpaksa mengisi tambak dengan air tawar. Untuk sirkulasi. Supaya, udang-udang ini bisa bertahan hidup. Jika tak ditambah air, maka udang bisa stres, akibat kehabisan oksigen.

Untuk itu, lanjut Hendi, pihaknya memutuskan buat panen dini. Akan tetapi, hasil panen kali ini tak sesuai harapan. Biasanya, hasil panennya mencapai tujuh sampai delapan ton untuk tiga hektare tambaknya, kini hanya mendapat empat ton.

"Seharusnya panen udang itu awal September. Tapi, karena sudah banyak udang yang stres, akhirnya kita panen saja. Meskipun, ukurannya belum sesuai harapan," ujarnya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Hendro Subroto, membenarkan jika pencemaran minyak ini juga berimbas pada tambak udang. Tak hanya tambak udang, tambak ikan bandeng dan tambak garam juga terkena dampaknya. 

"Namun, untuk data rilnya, kita masih inventarisasi," ujar Hendro.

Pencemaran minyak ini juga berimbas pada sepinya aktivitas di pelelangan ikan. Dari 12 tempat pelelangan ikan (TPI), saat ini mengalami kevakuman. Karena, hasil tangkapan nelayannya menurun drastis. Selain itu, saat ini banyak nelayan yang menganggur dan memilih untuk menjadi kuli pengumpul limbah minyak.

Meski demikian, pihaknya meyakini jika pasokan ikan untuk kebutuhan masyarakat masih cukup aman. Sebab, sumber ikan ini bukan hanya dari laut saja. Melainkan, ada juga hasil budidaya tambak dan budidaya ikan air tawar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement