Kamis 12 Nov 2020 20:34 WIB

Saat Pandemi, Kementan Pacu Inovasi Teknologi Tanaman Hias

Pengembangan tanaman hias sebagai upaya mendorong ekspor komoditas unggulan

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melihat tanaman hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Balitbangtan, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Kamis (12/11).
Foto: humas kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melihat tanaman hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Balitbangtan, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Kamis (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Di masa pandemi, upaya inovasi terus dilalukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Salah satunya memacu inovasi teknologi tanaman hias untuk mendongkrok kualitas dan volume ekspor sekaligus menambah devisa negara.

Di mana berbagai varietas unggul tanaman hias yang dihasilkan melalui penelitian akan memberi dampak luas serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada acara ekspose inovasi tanaman hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Balitbangtan, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Kamis (12/11).

"Kami terus melakukan terobosan salah satunya dengan ekspos inovasi tanaman hias yang memiliki potensi tinggi dapat tumbuh di alam Indonesia, baik dataran tinggi maupun rendah," ujar Mentan Syahrul kepada wartawan. Apalagi saat ini Indonesia memiliki berbagai varietas khas tanaman hias yang sangat dibutuhkan bahkan diminati hampir seluruh negara di dunia seperti Jepang, Asia, Saudi Arabia, Arab, Inggris, Eropa maupun di negara Amerika.

Pengembangan ekspor lanjut Syahrul, ditata makin kuat dan makin produktif. Misalnya bunga krisan sudah menghasilkan devisa besar dan Kementan melakukan inovasi bunga krisan yang tadinya hanya bisa ditanam di dataran tinggi kini sudah bisa ditanam di dataran rendah.

Pengembangan tanaman hias ini lanjut Syahrul, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong ekspor komoditas unggulan sebagai sumber devisa. Di antara tanaman hortikultura yang dikembangkan secara komersial di Indonesia, tanaman florikultura memiliki potensi ekspor yang sangat tinggi. Pada saat ini preferensi pasar internasional mulai berubah ke arah tanaman hias tropis.

"Sehingga hal ini memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negeri, mengingat potensi pengembangan tanaman hias tropis di Indonesia sangat tinggi," kata Syahrul. Sebab Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura yang terbesar di dunia.

Pengembangan industri florikultura terang Syahrul, memerlukan dukungan inovasi secara berkelanjutan yang berupa varietas unggul baru dan teknologi pendukungnya. Ketersediaan inovasi unggul merupakan faktor kunci dalam pengembangan subsektor florikultura.

Ke depan sambung Syahrul, Kementan akan melakukan langkah yang lebih besar dalam menghadirkan berbagai aktivitas komoditi pertanian yang makin terarah, makin maju dengan berbagai hasil riset, kemudian makin modern. Langkah ini merupakan bagian-bagian dari upaya-upaya untuk memandirikan masyarakat sehingga bisa bertumbuh dengan baik di seluruh Indonesia.

Di tengah pandemi Covid-19 lanjut Syahrul, pertumbuhan ekspor komoditas pertanian dan pertanian menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi untuk perekonomian Indonesia. Intinya, sektor pertanian memiliki kekuatan yang sangat besar dan sektor yang paling siap untuk menunjang pertumbuhan ekonomi makro. "Jika mau buat pesawat atau mau buat mobil atau kalau mau buat televisi masih panjang (lama) itu sehingga yang paling siap itu adalah pertanian saat ini," kata Syahrul. Oleh karenanya riset menjadi sesuatu yang utama memajukan pertanian yang berdaya saing.

"Melalui ekspose inovasi tanaman hias ini para stakeholder dapat berkomunikasi yang ditindaklanjuti dengan inisiasi kerjasama di bidang pengembangan inovasi, termasuk komersialisasi teknologi," kata Syahrul. Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menambahkan, kegiatan ekspos inovasi tanaman hias bisa menjadi wahana pertemuan antar stakeholder tanaman hias dalam rangka akselerasi inovasi florikultura untuk kesejahteraan dan urban farming yang modern, mandiri, dan berdaya saing.

Dalam lima tahun terakhir, lanjutnya, kegiatan riset florikultura telah menghasilkan inovasi unggulan yang dapat dikembangkan para pengguna untuk mendukung pembangunan agribisnis florikultura. Hingga saat ini telah dihasilkan sekitar 268 varietas unggul baru tanaman hias, yang terdiri atas varietas krisan, anggrek, lili, anthurium, mawar, gladiol, gerbera, tapeinochilus, zingiber, alpinia, anyelir, sedap malam, dan impatiens.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement