Ahad 03 Apr 2022 16:14 WIB

Survei Indikator: Tren Elektabilitas Erick Thohir Cenderung Naik

Tren elektabilitas Erick Thohir terpantau naik sejak akhir tahun 2021.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, cenderung mengalami kenaikan. Hal tersebut terpotret dalam survei terbaru Indikator Politik Indonesia.

Pada top of mind pilihan presiden, elektabilitas Erick Thohir pada Desember 2021 lalu di angka 1,3 persen. Pada Februari 2022, elektabiltas Erick naik menjadi 1,6 persen.

Baca Juga

Sedangkan pada simulasi 6-7 nama, elektabilitas Erick pada bulan Desember 2021 sebesar 1,8 persen. Naik menjadi 2,4 pada Februari 2022.

Kemudian pada simulasi 33 nama semi terbuka, elektabilitas Erick Thohir diketahui sebesar 1,2 persen. Elektabilitas Erick meningkat menjadi 1,3 persen saat dikerucutkan menjadi 19 nama. Lalu saat simulasi dikerucutkan menjadi tujuh nama, elektabilitas Erick meningkat secara signifikan menjadi 2,4 persen.

"Kalau kita lihat 7 nama, kita peras lagi namanya, Ganjar dan Prabowo itu imbang. Bahkan Ganjar beda 0,2 (persen) sedikit di atas Pak Prabowo. Artinya ada beberapa nama kalau kita take out itu larinya cenderung lari ke Ganjar, dan nama yang lain termasuk Erick juga naik nih dari 1,3 persen ketika 7 nama menjadi 2,4 (persen)," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya secara daring, Ahad (3/4/2022).

Selain Ganjar dan Erick, nama lain yang juga mengalami tren kenaikan adalah Anies Baswedan. Di simulasi 19 nama elektabilitas Anies di angka 17,1 persen. Saat disimulasikan tujuh nama, elektabilitas Anies naik di angka 22 persen.

Sedangkan elektabilitas Prabowo sendiri dalam simulasi 6-7 nama di bulan Desember 2021 berada di angka 29,6 persen. Sementara pada Februari 2022 turun menjadi 27,6 persen.

"Jadi poin saya di sini nama-nama lain dalam simulasi 7 nama cenderung naik kecuali Pak Prabowo," ucapnya.

Untuk diketahui survei dilakukan pada 11-21 Februari 2022. Sebanyak 1.200 responden dilibatkan dalam survei tersebut. Adapun metode penarikan sampel yang digunakan yaitu multistage random sampling dengan margin of error sampel sekitar 2,9 persen. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement