REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebagian orang tidak mengalami kesulitan untuk tidur awal dan bangun pagi, sedangkan lainnya tidur larut dan tetap terjaga di malam hari. Sebenarnya, mana yang lebih baik antara kedua hal yang disebut sebagai "chronotype" itu?
Sebagian orang juga bertanya-tanya apakah tidur lebih awal dan bangun pagi benar-benar membuat seseorang lebih sehat, bahagia, dan produktif? Psikolog Inggris Christian Jarrett menjelaskan lebih lanjut tentang masing-masing preferensi waktu tidur tersebut.
Menurut Jarrett, tidak semua orang merupakan murni salah satu di antara dua kelompok. Sekitar 60 persen populasi manusia adalah campuran antara keduanya, terkadang tidur awal dan bangun pagi, tapi kadang juga baru terlelap hingga larut malam.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa tiap orang punya waktu optimal masing-masing untuk berfungsi. Ada yang berada dalam kondisi terbaiknya di pagi hari, sementara lainnya berfungsi lebih baik di malam hari.
"Perempuan lebih sering cenderung bertipe "manusia pagi" sedangkan pria lebih sering dikelompokkan dalam "chronotype" malam," kata pakar neurosains kognitif yang menulis buku Be Who You Want: Unlocking the Science of Personality Change itu.
Usia adalah faktor lain yang relevan. Pada masa remaja, ada kecenderungan menjadi "manusia malam". Setelah masa remaja terlewati, orang umumnya cenderung menjadi lebih aktif di pagi hari.
Berdasarkan sains, tidak ada yang lebih baik atau buruk dari kedua tipe yang ada. Pasalnya, itu disesuaikan juga untuk kondisi tiap orang. Semisal, "manusia malam" tentu punya keuntungan untuk jalur karier yang melibatkan kerja shift malam.