REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog menemukan setidaknya 478 area atau situs upacara kuno yang dibangun oleh sejumlah peradaban dari era pra-Columbus yang berbeda di wilayah selatan Meksiko. Peneliti mengatakan situs yang baru ditemukan dapat membantu menjelaskan hubungan misterius antara suku Olmec dan Maya. Dengan demikian, hal ini dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana suku itu dapat terkenal.
Tahun lalu, tim arkeolog yang sama menggali struktur Maya terbesar dan tertua yang pernah ditemukan, disebut sebagai Aguada Fenix. Diperkirakan bahwa ini dibangun antara 1000 dan 800 Sebelum Masehi (SM).
Situs tersebut juga terkenal karena tata letak khusus, yang terdiri dari dataran tinggi yang diapit oleh 20 platform yang lebih kecil. Penataan ruang tersebut karena nomor 20 diketahui memiliki kepentingan kosmologis bagi suku Maya dan beberapa situs lain yang ditemukan juga mematuhi tata letak tersebut.
Namun, para peneliti ingin mengetahui apakah tradisi budaya unik tersebut juga dimiliki bersama dengan budaya kuno lainnya. Mereka melakukan analisis data yang tersedia untuk umum, yang dihasilkan menggunakan teknologi lidar, yang menggunakan laser untuk mendeteksi struktur tiga dimensi yang tersembunyi.
Di area seluas 84.300 kilometer persegi, (32.625 mil persegi), para peneliti mampu mengidentifikasi hampir 500 kompleks kuno, pada tanggal antara 1050 dan 400 SM.
Menariknya, banyak dari struktur ini mencerminkan penataan ruang Aguada Fénix, namun dibangun oleh budaya yang mendahului Maya. Misalnya, desain yang sama ditemukan di situs Olmec kuno San Lorenzo, yang diyakini berkembang antara 1400 dan 1150 SM.
Hal ini menunjukkan bahwa San Lorenzo mungkin telah berfungsi sebagai template untuk struktur, termasuk Aguada Fénix. Karena itu, suku Maya mungkin mewarisi desain candi mereka dari peradaban Olmec yang lebih tua.