REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda termasuk orang yang rutin sarapan? Ada banyak mitos terkait makan pagi yang konon didukung oleh sains, namun salah diartikan.
Nutrisi yang diperoleh memang akan menentukan kondisi kesehatan seseorang dalam jangka pendek dan jangka panjang. Di satu sisi, diet kaya makronutrien seperti protein, lemak sehat, dan karbohidrat memastikan umur panjang dan risiko rendah penyakit kronis.
Di sisi lain, mengasup karbohidrat sederhana, gula halus, dan lemak jenuh, bisa menyebabkan obesitas dan gangguan metabolisme. Berikut lima mitos yang tak perlu dipercaya terkait sarapan, dikutip Times Now News, Selasa (18/1/2022).
1. Sarapan adalah waktu makan paling penting dalam sehari
Selama ini, perusahaan pembuat sereal telah membuat orang-orang percaya bahwa sarapan adalah waktu makan yang paling penting dalam sehari. Namun, faktanya jika kita makan makanan bernutrisi setelah olahraga, tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya.
Baik itu olahraga pagi, sore, atau malam hari, yang terpenting adalah mengisi tubuh dengan nutrisi yang tepat. Penelitian juga menunjukkan, sarapan tidak secara khusus membuat orang tetap ramping.
Sebaliknya, mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) tinggi, cenderung makan kalori dalam jumlah tinggi pada jam-jam berikutnya.
2. Kurangi karbohidrat saat sedang diet
Jika berbicara karbohidrat, semua orang akan merujuk pada roti dan pasta saja. Padahal, karbohidrat juga ditemukan dalam minyak, kacang-kacangan, biji-bijian, oat, dan makanan sehat lainnya yang dianggap ramah diet.
Ketika orang obesitas mengalami gangguan metabolisme, jarang sekali ada yang menyalahkan asupan biji-bijian dan gandum yang terlalu banyak. Itu karena makan makanan tersebut secara teratur sering dikaitkan dengan umur panjang.
3. Makan dalam porsi kecil dan sering bisa meningkatkan metabolisme
Dalam hal metabolisme, para ahli merekomendasikan banyak tip dan trik. Salah satu yang paling populer adalah mengontrol porsi makanan dan makan dalam porsi kecil sepanjang hari.
Faktanya, ternyata trik ini bukan peningkat metabolisme. Berbagai analisis menunjukkan bahwa apa yang kita makan lebih penting daripada ukuran dan frekuensi makan.