Senin 26 Jul 2010 23:08 WIB

Meninggalnya Wartawan Kompas, Mungkinkah Diracun?

Rep: Agung Sasongko/ Red: Budi Raharjo
Muhammad Syaifullah
Foto: Dokumentasi pribadi yang diambil dari akun almarhum
Muhammad Syaifullah

REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meninggalnya Wartawan Kompas, M Syaifullah, pagi tadi (27/6) memunculkan pertanyaan dikalangan sahabat. Pasalnya, almarhum dinilai sebagai pribadi yang santun, baik dan supel kepada setiap orang. Belum lagi, almarhum merupakan sosok yang begitu menjaga kesehatannya.

Wahyu, salah seorang sahabat almarhum yang juga mantan kontributor Trans TV di Balikpapan terkejut ketika melihat secara langsung jasad almarhum terbujur kaku dengan wajah membiru dan mulut berbusa di depan televisi. ''Sekitar pukul 9.00 WITA, saya masuk ke rumah almarhum bersama Tri Wododo (kontributor SCTV Balikpapan) saya melihat mobil dan motor almarhum masih ada. Demikian pula dengan gantungan kunci yang masih menempel di pintu. Ketika saya masuk, tubuh almarhum sudah membujur kaku, dengan satu tangan sedang memegang remote televisi, muka almarhum membiru dan mulutnya berbusa,'' ungkapnya kepada Republika Online via telepon, Senin (26/7)siang.

Wahyu mengaku awal dirinya menuju kediaman almarhum lantaran dihubungi oleh Benny, kontribtor RCTI Balikpapan. Beny, katanya, dihubungi keluarga almarhum lantaran setiap kali ditelepon tidak diangkat. Dari situlah, dia menghubungi Tri. Ketika disinggung ihwal penyebab kematian almarhum, Wahyu tidak mau berasumsi.

Dia menunggu perkembangan penyelidikan kepolisian. Karena itulah, ia kini mengurusi Berita Acara Perkara (BAP) di kepolisian setempat. ''Saya tidak bisa menyimpulkan, yang pasti muka almarhum membiru dan terbujur kaku saat sedang menonton televisi,'' katanya.

Meski demikian, Wahyu sangat terkejut. Baginya, almarhum merupakan sosok yang ramah dan banyak teman se-Balikpapan. Apalagi, kata dia, Almarhum seorang Kepala Biro yang acapkali membantu wartawan lain untuk berbagi informasi. Sementara dari sisi kesehatan, ia mengatakan, almarhum merupakan sosok yang sangat menjaga kesehatan seperti tidak merokok dan lebih senang minum air putih. ''Almarhum itu sering sekali jalan pagi sebelum berangkat ke kantor. Dia jalan sekitar 6 kilometer ke pusat kota, lalu saya jemput di sana,'' paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement