Jumat 30 Jul 2010 05:00 WIB

Dianggap Menyimpang, ESQ Didesak Perbaiki Konten

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Budi Raharjo
Ary Ginanjar
Ary Ginanjar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Emotional Spiritual Quotient Leadership (ESQ LC) didesak memperbaiki konten materi pelatihan The ESQ Way 165. Materia itu dinilai mengandung penyimpangan dan kesesatan.

Penilaian itu disampaikan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LIPPI), Amin Djamaluddin. Dia mendapati, penyelewengan akidah ditemukan dalam buku panduan utama training ESQ LC yang berjudul 'ESQ: The ESQ Way 165; Ihsan 6 Rukun Iman 5 Rukun Islam'. ''Ini soal akidah, tidak peduli ESQ LC sudah dapat dukungan dari pihak manapun,'' ujarnya dalam diskusi ke-58 yang diselenggarakan oleh Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertajuk 'Benarkah ESQ LC Sesat?' di Jakarta, Kamis (29/7).

Amin menuturkan, ESQ LC menghadirkan istilah dan pemahaman baru yang tidak terdapat dalam syariat. ESQ LC, misalnya, menambahkan istilah zakat selain yang termaktub dalam Alquran dan hadis, yaitu zakat sanubari, visi, ilmu, hati, kolabarasi, dan zakat kepemimpinan. Selain itu, penyimpangan akidah terlihat kental tatkala menyejajarkan Allah dengan makhluk tatkala menafsirkan 99 nama-nama Allah. Sebagai contoh, ESQ LC mengartikan kata Al-Aziz dengan Saya Yang Maha Kuat.

Terkait suara hati, Amin mengatakan, istilah tersebut tidak boleh digunakan sebagai sumber kebenaran dan penentuan hukum. Bahkan, dalam beberapa literatur hadis seperti Syarah Shahih Bukhari ditegaskan ungkapan 'ikuti suara hatimu' istafti qalbak adalah pernyataan yang kerap digunakan golongan zindik yang dikecam Islam.

Oleh karenanya, dia menghimbau ESQ LC memperbaiki konten materi yang menyimpang dari syariat Islam. Tak hanya itu, ESQ LC diminta mengakui dan mempublikasikan penyelewengan yang dilakukan. ''Sebarkan dulu kesalahan ke publik lewat media massa baru kita boleh bersama-sama bersatu,'' tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement