REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melakukan relokasi terhadap Kecamatan Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Daerah tersebut beberapa kali diterjang banjir dari aliran sungai. Banjir bandang, menurut pengakuan warga setempat, juga pernah terjadi pada 1955 silam.
"Saya kira itu (relokasi) yang tepat kalau di situ juga akan terulang lagi. Biasa banjir di aliran sungai, tapi yang skala besar ini pernah terjadi dari cerita mereka tahun 1955, tinggal mencari tempat relokasi," kata Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri sebelum mengikuti Sidang Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Senin (11/10).
Salim mengatakan, banjir bandang tidak disebabkan oleh pembalakan. "Kalau pembalakan itu tidak ada, karena itu cagar alam yang tidak bisa diganggu yang kemungkinan menurut Menteri Lingkungan Hidup sebelumnya ada gempa dan curah hujan selama seminggu itu hampir seminggu di atas gunung itu mendung dan hujan terus," tutur Salim.
Bantuan yang sudah sampai ke Wasior di antaranya Rp 2 miliar dari Presiden dan 31 ton makanan, pakaian, dan kebutuhan pengungsi lainnya. "Dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) juga sudah turun sekitar Rp 1 miliar. Kemensos dari hari pertama juga sudah keluar bantuan, dari Kemensos sendiri sudah dikeluarkan Rp 2 miliar," ungkapnya.
Salim mengatakan, makanan dan kebutuhan air bersih sudah cukup. "Kalau gudang yang kita lihat di sana itu mungkin sepuluh hari masih cukup, bahkan dua minggu karena bantuan kan terus mengalir," katanya. Menurut Salim, saat ini pemerintah akan merencanakan pembangunan rumah bagi para pengungsi.