REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Para pemain tim Laskar Ken Arok tidak kecewa Persema Malang meninggalkan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI). Mereka justru sangat senang tim yang selama ini didanai APBD Pemkot Malang ini memilih berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI).
‘’Sesuai dengan hasil audiensi sebelumnya, para pemain justru merasa senang Persema memilih kompetisi di LPI ini. Mereka senang bukan hanya bisa bebas dari tekanan psikologis, namun juga berkaitan dengan persoalan lainnya,’’ kata Manajer Persema, Asmuri, Selasa (4/1).
Dia menjelaskan bahwa selama ini pemain Persema memang sedikit merasa terganggu secara psikologis. Sebab, dana yang dipakai untuk kompetisi termasuk gaji mereka dari APBD Kota Malang. Mereka merasa terbebani jika dana yang dipakai Persema selama mengikuti kompetisi itu menggunakan dana dari rakyat.
Namun, papar dia, sejak Persema memutuskan pindah ke kompetisi LPI sudah tidak bakal lagi menggunakan dana APBD. Sebab, dana yang dipakai, termasuk untuk menggaji para pemain dari konsorsium LPI.
Ketika ditanya berapa dana yang diterima Persema dari konsorsium LPI selama satu musim kompetisi, Asmuri enggan mnyebutkan secara pasti. Dia hanya memberikan ancer-ancer sekitar Rp 21 miliar lebih.
Anggaran sebanyak itu diyakini mantan anggota DPRD Kota Malang dari Fraksi PDIP inicukup bagi Persema untuk mengarungi satu musim kompetisi LPI tahun 2011. ‘’Jadi, sudah tidak bingung lagi soal dana,’’ kata dia.
Sedangkan persoalan lain yang membuat pemain tim Laskar Ken Arok ini senang meninggalkan LSI, terkait dengan masalah hak-hak pemain. Menurut dia, ada perubahan hak bagi pemain.
Ketika diperjelas bahwa perubahan hak itu menyangkut soal kenaikan gaji, Asmuri hanya tersenyum simpul. ‘’Ya, coba saja anda tanyakan sendiri ke pemain. Ada tidak perubahan atau kenaika gaji. Nanti kalau saya yang jawab, dikira mengada-ada. Silahkan saja tanya pemain,’’ kilahnya.
Menyinggung soal soal ancaman PSSI tidak akan memilih pemain dari klub di luar peserta LSI, menurut dia, tidak ada masalah. Justru dia mengatakan agar semuanya berjalan secara alamiah. Sebab, kata dia, pemain yang memiliki kemampuan tinggi ibarat intan berlian. Meskipun di lumpur, tidak akan mengubah sifatnya tetap saja intan berlian.
Karena itu, kata dia, bila PSSI masih ngotot mempertahankan pendiriannya nanti yang memberikan pengadilan bukan lagi pemain dan klub. Namun, rakyat dan bangsa Indonesia. ‘’Pengadilan itu akan benar-benar adil,’’ papar dia. asan haji