REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton Senin pagi mengutuk penghancuran Israel terhadap sebuah kompleks hotel di Jerusalem timur dan mengatakan, perusakan itu tantangan bagi perdamaian dengan rakyat Palestina. "Kami sangat prihatin mengenai perusakan Hotel Shepherd di Jerusalem timur," kata Ny. Clinton setelah tiba di Abu Dhabi untuk membahas tentang proses perdamaian Timur Tengah yang macet di samping mengenai Iran dan Irak.
"Perkembangan ini melemahkan dan merusak upaya perdamaian untuk mencapai solusi dua negara, "kata kepala diplomat AS itu dalam sebuah pernyataan. "Secara khusus, langkah ini bertentangan dengan logika yang masuk akal dan diperlukan kesepakatan antara para pihak tentang status Yerusalem.
"Kami percaya bahwa melalui negosiasi itikad baik, kedua pihak harus saling menyepakati hasil yang menyadari aspirasi kedua pihak untuk Yerusalem, dan status perlindungan bagi orang di seluruh dunia. "Pada akhirnya, kurangnya resolusi untuk konflik ini merugikan Israel, merugikan Palestina, dan merugikan AS serta masyarakat internasional.
"Kami akan terus mendesak maju dengan para pihak untuk menyelesaikan inti masalah, termasuk Yerusalem, dalam konteks perjanjian damai," katanya. Orang-orang Palestina bereaksi dengan marah terhadap pembongkaran bagian dari Hotel Gembala, yang posisinya berada di sebidang tanah di Jerusalem Timur tempat pengembang berencana akan membangun sebuah kompleks 20 apartemen mewah untuk pemukim Yahudi.
Lahan tersebut adalah wilayah Palestina yang dicaplok oleh Israel dalam perang 1967. Pembicaraan damai yang diprakarsai AS antara Israel dan Palestina masih mengalami jalan buntu sejak akhir September, ketika Israel tak bersedia memperpanjang pembekuan pembangunan permukiman Yahudi di tanah milik Palestina itu.
Pemimpin Palestina Mahmud Abbas telah menegaskan ia tidak akan mengadakan pembicaraan damai sementara Israel terus membangun di tanah yang Palestina inginkan untuk negara masa depan mereka.