Rabu 19 Jan 2011 08:59 WIB

TB Silalahi: Presiden SBY tidak Diberi Gelar Raja Batak

Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,TOBA SAMOSIR--Ketua Dewan Pembina TB Silalahi Centre menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak diberi gelar "Raja Batak", tapi penyematan seperangkat pakaian kebesaran adat yang dianugerahkan pemuka adat enam puak Batak. "Tidak ada gelar Raja Batak. Hal tersebut merupakan suatu kebohongan," ujar TB Silalahi, pada peresmian Museum Batak TB Silalahi Center di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Selasa.

Ia mengatakan, enam puak suku Batak, yakni Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Pakpak Dairi, dan Angkola, membuat sebuah kesepakatan bersama, menganugerahkan seperangkat pakaian kebesaran adat kepada Presiden SBY. "Hal ini sebagai pertanda resmi bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menjadi bagian dari suku enam puak Batak tersebut," kata penggagas Museum Batak tersebut.

Pakaian adat "bulang-bulang" dan "hoba-hoba" serta tongkat "tunggal panaluan" sebagai simbol kepemimpinan tertinggi diberikan tuan rumah, puak Batak Toba. Lima puak lainnya menyerahkan pakaian adat khas daerahnya masing-masing dalam keadaan terlipat.

Menurutnya, atas kesepakatan seluruh pengurus lembaga adat enam puak menetapkan, hanya puak Angkola yang memberi gelar kehormatan, yakni semacam "Sri Baginda", dan bukan Raja Batak.

Lembaga Adat Batak Angkola menganugerahkan gelar Patuan Sorimulia Raja kepada Presiden Yudhoyono setelah membacakan naskah kesepakatan hasil rapat para pengetua adat yang dituangkan dalam keputusan yang disebut surat "Tumbaga Holing".

Karena yang memberi gelar kehormatan tersebut hanya puak Angkola, lanjutnya, tidak perlu dipermasalahkan lebih jauh. Jangan sampai terjadi isu untuk memecah belah persatuan. "Sudah saatnya orang Batak bersatu," tegas Silalahi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement