Selasa 01 Feb 2011 00:01 WIB

Alumni Mesir Minta Mubarak tidak Gunakan Kekerasan

Red: Agung Vazza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah lulusan Mesir di Indonesia bersama komponen masyarakat lainnya meminta agar pemerintah Mesir yang dipimpin Hosni Mubarak tidak menggunakan kekerasan untuk meredam aksi unjuk rasa di Mesir. Pernyataan itu disampaikan saat para alumni Mesir yang tergabung dalam Masyarakat Dunia Untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Wisdoms) melakukan aksi damai di Bundaran HI Jakarta, Senin (31/1) siang.

“Kami sangat prihatin dengan banyaknya korban yang jatuh dalam aksi unjuk rasa di Mesir,” jelas DR Agus Setiawan, Koordinator Wisdoms. Sebelum melakukan aksi di HI, Agus Setiawan bersama sejumlah pengurus Wisdoms mendatangi Kantor Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jakarta guna menyampaikan keperihatinan Wisdoms atas apa yang terjadi di Mesir. Pernyataan yang sama juga disampaikan ke Kedutaan Mesir di Jakarta.

Agus, yang juga pengamat Timur Tengah menyatakan, pihaknya juga mendesak pemerintah Indonesia agar melakukan langkah nyata guna mencegah terjadinya tindak kekerasan di Mesir khususnya, dan sejumlah negara di jazirah Arab lainnya yang tengah dilanda aksi unjuk rasa besar-besaran. “Kami memuji pernyataan Presiden yang meminta pemerintah Mesir untuk tidak menggunakan kekerasan,” kata Agus.

Namun, imbuh Agus, Wisdoms menginginkan ada langkah-langkah konkret dari pemerintah Indonesia terkait dengan makin kerasnya sikap pemerintah Mesir terhadap para peserta unjuk rasa. Ribuan orang menjadi korban sikap represif pemerintah Mesir. Seratus orang lebih meninggal dunia. “Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah AS dan India, Indonesia harusnya mendukung aksi rakyat Mesir yang meminta demokratisasi dalam pemerintahannya,” jelas Agus.