Rabu 16 Feb 2011 17:47 WIB

FPI Tak Setuju Ahmadiyah Dibiarkan atau Jadi Agama Baru

Rep: Yogie Respati/ Red: Siwi Tri Puji B
Masjid Ahmadiyah
Masjid Ahmadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, bertemu dengan Front Pembela Islam (FPI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Front Umat Islam (FUI), pada Rabu (16/2). Dalam pertemuan tersebut Ahmadiyah menjadi salah satu poin yang dibahas.

Usai pertemuan, Ketua FPI, Habib Rizieq Shihab, mengatakan baik FPI, MUI dan FUI sudah memiliki kesamaan sikap bahwa sesuai fatwa MUI pada 2005 bahwa Ahmadiyah adalah ajaran yang sesat dan menyesatkan. Pihaknya juga sudah mendengar empat opsi yang ditawarkan pemerintah, yaitu pembubaran Ahmadiyah, dikembalikan kepada Islam, dibiarkan, atau menjadi agama baru.

”Untuk alternatif satu dan dua kami pandang sangat bagus, yaitu pembubaran dan pembinaan, tapi untuk ketiga dan keempat kami sudah mengajukan titik keberatan. Saya pikir Menteri juga akan bijak dan ambil masukan dari berbagai pihak,” papar Rizieq.

Gamawan menjelaskan dalam pertemuan tersebut FPI, MUI, dan FUI memberikan pandangannya terhadap keberadaan Ahmadiyah dan kehidupan berbangsa. “Mereka menganggap perlu pengaturan dan dari empat opsi yang ditawarkan pemerintah sudah cukup baik, tinggal pemerintah mana yang akan dipilih nanti, karena itu akan dikembangkan terus dialog untuk mencari solusi permanen yang mendasar,” ujar Gamawan di Kemendagri, Rabu (16/2).

Sementara, Rizieq pun berharap supaya pertemuan dengan Kemendagri bisa dilangsungkan berkala sebagai forum untuk saling mengingatkan. Pasalnya saat ini banyak terjadi bentrok dalam hubungan antarumat beragama atau golongan. “Kami siap diingatkan dan siap ditegur juga untuk memperbaiki diri karena intinya semua untuk keselamatan bangsa dan negara,” ujar Rizieq.

Dalam pertemuan tersebut hadir pula Ketua MUI, Kholil Ridwan, Sekjen FUI, Muhammad Al Khata, dan dari FPI, Ahmad Sumargono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement