REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Dunia mengutuk penggunaan kekerasan terhadap demonstran di Libya yang menuntut mundur pimpinan mereka, Moammar Gaddafi. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah menerima laporan Libya menembaki penduduk sipil peserta demonstrasi "dari pesawat tempur dan helikopter."
"Ini harus segera dihentikan," kata Ban. Dewan Keamanan, katanya, akan mengadakan pertemuan untuk membahas persoalan terkini di Libya. Pasukan keamanan telah menewaskan puluhan demonstran di seluruh negeri.
Ban menyatakan sudah mengadakan pembicaraan per telepon dengan Gaddafi. "Saya meminta padanya untuk menghentikan kekerasan atas demonstran," katanya.
Ia mengaku sangat terkejut ketika mendengar pemerintah Libya menggunakan peluru tajam dan pesawat temput untuk menghalau demonstran. "Ini harus dihentikan segera."
Namun Ban belum menjelaskan, apakah PBB akan turun tangan atau tidak dalam krisis Libya.
Warga sebelumnya telah melaporkan tembakan intensif terjadi di Tripoli dan seorang aktivis politik mengatakan pesawat tempur telah membom kota. "Apa yang kita saksikan hari ini adalah pesawat tempur dan tak terbayangkan. Helikopter yang tanpa pandang bulu membom satu demi satu wilayah. Ada banyak, banyak mati," kata Adel Mohamed Saleh dalam siaran langsung di televisi Al Jazeera.
Penduduk mengatakan antrean warga untuk membeli kebutuhan pokok mulai terlihat.
Demonstrasi menyebar ke Tripoli setelah beberapa kota di timur - termasuk Benghazi dimana protes pertama kali meletus - tampaknya jatuh ke oposisi, menurut warga.
Tripoli, sebuah kota pantai Mediterania, tampak tenang pada dini hari Selasa. "Ada hujan deras pada saat ini, sehingga orang-orang memilih berada di rumah," kata salah seorang warga. "Saya di sebelah timur kota dan belum mendengar bentrokan."