REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Filipina menyatakan pada Selasa pihaknya menghentikan pengiriman pekerja ke Bahrain, Libya dan Yaman karena masalah keamanan di negara tersebut yang masih bergolak. Pembekuan proses pendaftaran pekerja dilakukan sehari setelah pemerintah memberlakukan peringatan perjalanan terhadap kunjungan non-esensial ke ketiga negara negara tersebut.
"Kami memastikan bahwa keselamatan para warga kami terlindungi," kata Juru Bicara Kepresidenan Edwin Lacierda. "Kami memastikan, bila kami akan mengirim pekerja kami keluar negeri, ke tempat yang mereka akan dipastikan keselamatannya."
Menteri Tenaga Kerja Rosalinda Baldoz bertemu dengan sejumlah perekrut tenaga kerja pada Selasa untuk menjelaskan pembekuan tersebut, menurut keterangan Lacierda.
Ia mengatakan ia tidak mengetahui angka persis orang yang terkena dampak dari pembekuan tersebut, tetapi hampir 60.000 warga Filipina sudah bekerja di Bahrain, Libya dan Yaman. Lacierda mengatakan pemerintah siap untuk memulangkan warga yang sudah di ketiga negara tersebut bila kekerasan meningkat, tetapi evakuasi belum dimulai.
Filipina diperkirakan telah mengirim sekitar sepersepuluh dari jumlah penduduknya untuk bekerja di luar negeri dalam berbagai sektor, di antaranya pekerja rumah tangga, konstruksi, kesehatan dan insinyur.
Para buruh migran itu menghasilkan devisa sebesar 19 miliar dolar AS tahun lalu, setara dengan 10 persen dari jumlah produk domestik bruto Filipina, menurut data bank sentral.