Rabu 10 Jun 2020 14:53 WIB

Kisah Solidaritas Imigran di Dubai Saat Pandemi Covid-19

Seorang ibu rumah tangga asal Filipina membagikan makanan gratis ke sesama imigran

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kota Dubai
Foto: Pikrepo
Kota Dubai

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Imigran Filipina di Uni Emirate Arab menyumbangkan makanan gratis ke imigran-imigran lainnya yang kehilangan pekerjaan karena pandemi virus corona. Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan anak balita dan bayi, Feby Dela Pena juga tidak bekerja tapi ia bertekad untuk membantu.

"Sejujurnya kami miskin, tapi itu bukan alasan bagi saya untuk tidak membantu," katanya, Rabu (10/6).

Baca Juga

Hati Dela Pena tergerak melihat banyaknya imigran Filipina yang mengantriedi luar apartemennya untuk mendapatkan makanan gratis. Maka keesokan harinya ia mengambil uang yang harusnya digunakan untuk memberi makan lima anggota keluarganya selama satu bulan.  

Seperti kebanyakan imigran yang tinggal di Uni Emirate Arab, keluarga Dela Pena juga tinggal bersama keluarga lain di satu apartemen untuk meringankan biaya sewa. Ketika 11 anggota keluarga lain yang tinggal di apartemen yang sama mendengar idenya, mereka ikut membantu.

Ia dapat membeli bahan-bahan makanan pokok senilai 500 dirham atau 136 dolar AS. Termasuk 30 ayam beku dan satu karung beras. Lalu Dela Pena pun memasak dan memulai proyek yang ia namakan Ayuda, yang artinya bantu dalam bahasa Filipina.

Setiap hari ia bisa membagikan 200 makanan gratis bagi pekerja asing di Dubai yang kelaparan. Sekitar 90 persen lapangan pekerjaan di Uni Emirat Arab diisi oleh pekerja asing. Mereka menjadi kelompok yang paling terpukul dampak ekonomi pandemi virus corona yang memaksa Uni Emirat Arab menutup perbatasannya.

Pemerintah Filipina sudah berjanji akan membantu warga mereka yang bekerja di luar negeri. Uni Emirate Arab juga menggelar inisiatif  '10 juta makanan' untuk memberi makan orang miskin. Tapi banyak pekerja asing di Dubai yang tidak dapat makan.

"Hidup begitu berat dan mereka tidak memiliki siapapun untuk diandalkan," kata Dela Pena.

Dela Pena memang biasa memasak untuk teman yang memesan, salah satu caranya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ia mengatakan memiliki lisensi kebersihan dan keamanan makanan yang ia masak.

Keuangan juga tidak pasti, Dela Pena mengandalkan pendapatan suaminya sebagai pegawai penjualan. Tapi setelah gagasannya menyebar di media sosial banyak orang yang mengantarkan berkarton-karton telur dan berkarung-karung beras. Seorang blogger berpengaruh memberinya 10 ribu dirham.

Dela Pena dibantu suami, rekan serumah, dan adik ipar yang kehilangan pekerjaan karena pandemi untuk membeli bahan-bahan, memotong, dan memasak. Ia yang bertanggung jawab atas semuanya.

"Ini hal besar jika Anda bisa membantu 10 orang agar mereka tidak tidur dalam keadaan lapar," kata Dela Pena sambil memasukan nasi, ikan goreng dan telur rebus ke dalam kotak yang akan dibagikan.

Setiap hari gerobak anaknya digunakan untuk mengantar makanan pukul 15.00 waktu setempat. Di depan gerobak itu tertulis 'Makanan Gratis!! Untuk Semua Orang!!'.  

Beberapa orang harus berjalan selama 45 menit untuk sampai di tempat Dela Pena membagikan makanannya. Sebagian besar adalah orang Filipina. Tapi juga ada orang Afrika, Asia Selatan, dan lainnya.

Enam perempuan Filipina yang datang setiap hari mengatakan mereka belum bekerja atau digaji sejak bulan Maret lalu saat mereka diberhentikan dari pekerjaan mereka.  Salah satunya Emma Moraga mengatakan ia mengetahui pembagian makanan gratis ini dari media sosial.

"Ini bagus, karena mereka membantu banyak orang, satu makanan setiap hari, sangat membantu," katanya. 

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement