REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman, bereaksi keras atas berita mengenai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dimuat di dua harian Australia. Irman menyatakan kedua media tersebut telah melecehkan Indonesia.
“Saya menuntut media Australia minta maaf,’’ tegas dia. ''Mereka telah melecehkan harkat dan martabat bangsa Indonesia karena telah melecehkan kepala negara dan Ketua MPR.’’
Padahal, menurut dia, informasi yang dimuat itu masih mentah. Irman menilai berita tersebut tendensius. Apalagi, harian Australia itu memakainya dengan judul abuse of power. ''Mereka punya agenda tertentu,’’ ujar Irman. ''Padahal, Indonesia sebagai negara demokrasi memiliki lembaga seperti KPK, BPK, DPR, MPR, dan lainnya untuk menilai hal-hal seperti yang dituduhkan dalam berita tersebut.''
Halaman depan salah satu media Australia, The Age, menurunkan laporan Wikileaks dengan judul 'Yudhoyono Abused Power'. Berita tersebut menyebutkan bahwa Presiden SBY telah memerintahkan jaksa agung muda saat itu, Hendarman Supandji, untuk menghentikan proses kasus korupsi terhadap Taufik Kiemas.
Berita itu juga menyebutkan bahwa SBY menggunakan jasa Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memata-matai musuh politiknya dan menteri senior di kabinetnya, Yusril Ihza Mahendra. Sementara, Ani Yudhoyono disebutkan memperoleh keuntungan finansial dengan memanfaatkan posisinya. Adapun, mantan Wapres Jusuf Kalla disebut menyuap untuk menjadi ketua umum Golkar.