TULUNGAGUNG--Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Tulungagung membuat sedikitnya 311 hektare tanaman padi yang mulai menguning, rusak. Agar masih bisa mendatangkan penghasilan, para petani akhirnya terpaksa memanen lebih awal tanamannya.
''Jika tidak kita panen, jelas padi kita yang sudah menguning itu akan busuk di sawah. Sebab tanaman padi di sawah itu sekarang tergenangi air hujan,'' kata Jumali (53), petani di Desa Ngebong, Kecamatan Pakel, Ahad (2/5).
Sedangkan untuk memanennya, imbuh dia, sekarang ini sudah kesulitan. Mengingat hampir semua batang padi mereka sudah berada di dalam air. Untuk memanennya, ia terpaksa membuat perahu yang terbuat dari batang pisang.
Diungkapkan Jumali, dalam musim panen saat ini bukan hanya daerahnya saja yang areal pertaniannya tergenangi air, namun terdapat empat desa lainnya. Di antaranya, Desa Ngebong, Sodo, Pakel, Gebang dan Kasreman. ''Petani lima desa di Kecamatan Pakel terpaksa memanen lebih dini tanaman padi mereka. Itu untuk menghindari kerugian lebih besar. Karena tanaman padi roboh setelah diterpa hujan disertai angin kencang dua hari lalu,'' kata Sutarji (45), seorang petani Desa Kasreman.
Menurut Sutarji, sebenarnya usia padi miliknya masih tergolong muda. Baru 85 hari. Namun jika dibiarkan, bakal merugi lebih banyak. Di Kasreman saja, tanaman padi yang dipanen dini mencapai sekitar 21 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tulungagung, Ir Tatang S didampingi Kabid Sarana dan Prasarana, Suwartono mengatakan, berdasarkan catatan, total lahan tanaman padi di Kecamatan Pakel yang rusak akibat diterjang angin memang mencapai 311 hektare. Kini, lanjutnya, petani di lima desa tersebut memanen awal tanaman mereka. ''Petani memanen dini karena khawatir tanaman padi rusak akibat terendam air,'' paparnya.