REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Masalah kesehatan reproduksi remaja di DIY semakin marak. Hubungan seks pranikah, dan kehamilan yang tidak diinginkan yang dulunya terjadi pada anak SMA, kini sudah merambah ke anak SMP. Demikian pula kini banyak orang yang terkena HIV/AIDS pada usia 30-an tahun, artinya mereka mulai terkena HIV/AIDS pada usia remaja.
''Kekhawatiran itulah yang menyebabkan FKPKRR (Forum Komunikasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja)DIY yang berasal dari 40 instansi pemerintah dan organisasi yang menangani remaja membuat modul KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja),'' kata Kepala Sub Bidang Pemberdayaan dan Advokasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DIY, Nelly Tristian,a pada wartawan di sela-sela acara Pertemuan Koordinasi FKPKRR dan Launching Modul KRR bagi Fasilitator di DIY, di Hotel Brongto Yogyakarta, Kamis (24/6).
Diakui Nelly bahwa masalah kesehatan reproduksi remaja di DIY sudah cukup memprihatinkan. Sehingga pembuatan modul KRR ini memang didasari adanya permasalahan remaja tersebut. Karena itu tugas Forum KPKRR mensosialisasikan dan meningkatkan kesadaran dari remaja melalui modul kesehatan reproduksi remaja. Di dalam modul isinya sebanyak sembilan sub antara lain: masalah jender, kesehatan reproduksi remaja, Infeksi Penyakit Menular (HIV/AIDS),. pengembangan diri dan ketaatan beragama.
''Selama ini seringkali setiap instansi apabila melakukan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi secara sendiri-sendiri sehingga materinya terbatas. Dengan adanya FKPKRR dan modul yang dibuat secara bersama-sama anggota forum maka anggota FKPKRR bisa memberikan materi yang sama."
Pada tahap awal modul dibuat sebanyak 75 buah. Nantinya modul tersebut akan dibagikan kepada fasilitator yang saat ini berjumlah sekitar 25 orang, instansi pemerintah yang masuk anggota forum dan kabupaten/kota, tetapi belum semua instansi.