REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG-–Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jatim akan menutup lokalisasi wanita tunasusila (WTS) selama bulan Ramadhan. Penutupan dilakukan pada H-2 Ramadhan hingga H+2 Lebaran.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Tulungagung, Sudigdo, menjelaskan saat ini di wilayahnya ada dua lokalisasi WTS atau pekerja seks komersial (PSK), yakni di Ngujang, Kecamatan Kedungwaru dan di Kaliwungu, Kecamatan Ngunut. Dalam beberapa hari mendatang, petugas akan diterjunkan ke lokalisasi untuk melakukan sosialisasi pada para WTS terkait dengan rencana kebijakan tersebut.
Selain itu, pemkab juga akan memberikan uang saku pada para WTS sehubungan dengan penutupan lokalisasi selama Ramadhan. "Besarnya Rp 50.000 per orang," kata Sudigdo, Rabu (21/7), di Tuluangagung. Secara keseluruhan, dana yang diperlukan pemkab untuk memberi uang saku itu diperkirakan mencapai Rp 25 juta.
Ia mengemukakan, di lokalisasi Ngujang ada 196 WTS dengan jumlah mucikari 55 orang. Adapun di Kaliwungu jumlah WTS-nya lebih sedikit (180 orang) namun mucikarinya lebih banyak (62 orang).
Pemkab akan menyodorkan surat pernyataan kepada para PSK yang berisi surat kesanggupan untuk tidak menjajakan diri selama waktu yang sudah ditentukan. “Kalau nanti tetap melakukan kegiatan pelacuran, tentu kami akan melakukan tindakan penertiban,” papar Sudigdo.
Efektivitas kebijakan pemkab Tulungagung itu agaknya masih diragukan. Paling tidak seorang WTS di Kaliwungu mengaku akan tetap beroperasi meski lokalisasi ditutup. WTS yang tak mau ditulis namanya itu mengatakan, selama Ramadhan, akan tetap mencari pria hidung belang dengan cara berkomunikasi melalui telepon seluler.