Rabu 29 Sep 2010 22:35 WIB

Tarakan Kembali Memanas, Dua Korban Tewas

Rep: A.Syalaby Ichsan/ Red: Djibril Muhammad
Kerusuhan di Kyrgyztan
Foto: Mark Baker/AP Photo
Kerusuhan di Kyrgyztan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kerusuhan antar kelompok kembali terjadi di Pusat Kota Tarakan, Kalimantan Timur pada Selasa (28/9) malam. Dua korban tewas kembali jatuh dari kelompok salah satu pihak yang bertikai. Sementara, enam rumah warga terbakar.

Menurut Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana, dua korban tewas masing-masing bernama Pugut dan Mursidal Armin. Sementara, enam rumah yang terbakar merupakan rumah milik H. Sani (4 rumah), Nurdin, dan Syarifudin.

Yoga mengatakan kerusuhan tersebut adalah kejadian spontan usai adanya bentrokan pada Selasa dini hari kemarin. Meski demikian, ungkapnya, masyarakat bersama aparat dapat segera menormalisasi kondisi. "Kita imbau masyarakat tidak melakukan kegiatan berkumpul dan bergerumul," ujar Yoga saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/9).

Selain itu, Yoga meminta agar semua pihak tidak terpancing untuk menggunakan senjata tajam dan bahan-bahan peledek jenis low eksplosif yang biasa digunakan warga sebagai bahan penabur. Menurut Yoga, hal tersebut dilakukan demi terciptanya kondisi yang kondusif di Tarakan.

Kasus ini sendiri, tutur Yoga, berawal dari perkelahian antara Abdurrahman Syah melawan lima pemuda tidak dikenal pada Ahad (26/9), sekitar pukul 23.30 WITA. Ketika itu, ungkap Yoga, Abdurrahman tengah melintas di depan perum Korpri, Jl. Serunai 3, Tarakan, Kalimantan Timur.

Usai dikeroyok, Abdurrahman Syah sempat dirawat di RS. Tarakan pada sekitar pukul 00.00 WITA. Abdurrahman kemudian sempat bercerita kepada keluarganya bahwa ia telah dikeroyok sejumlah pemuda. Ayah Abdurrahman, Abdullah, bersama dengan enam orang lainnya, kemudian mencari pelaku penganiayaan anaknya tersebut. "Saat tiba di Perum Serunai 3, mereka lalu diserang oleh lima orang," ujarnya.

Yoga mengatakan mereka membawa parang, mandau dan tombak untuk menyerang Abdullah dan kawan-kawan. Kemudian, tuturnya, terjadi perkelahian sehingga Abdullah yang juga merupakan tokoh pemangku adat suku Tidung tersebut meninggal dunia. Satu jam setelahnya, massa dari kelompok Tidung menyerang Perum Serunai 3. Menurut Yoga, rumah salah satu warga bernama Nurdin menjadi korban amuk massa. Kelompok itu pun membakar rumah warga tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement