Jumat 03 Dec 2010 03:10 WIB

Operasi Pasar tak Efektif Redam Kenaikkan Harga Beras

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO--Operasi pasar (OP) diperkirakan tak akan cukup efektif untuk menurunkan harga beras di pasaran. Kabag Perekonomian Pemkab Banyumas, Aziz Kusumandani, mengatakan kalau pun OP beras dilakukan, maka yang digelontorkan ke pasar paling hanya 100-200 ton.

Hal ini mengingat stok beras yang dikuasai Bulog Sub Divre IV Banyumas, juga sudah sangat tipis. ''Kalau pun dilakukan OP, beras yang digelontorkan ke masyarakat paling hanya 100-200 ton. Beras sebanyak itu, tak akan efektif untuk menekan harga beras,'' katanya, Kamis (2/12).

Untuk itu, harapan satu-satunya agar beras tidak makin terkerek adalah dengan mempercepat penyaluran raskin. Dia menyebutkan, dalam program raskin ini, jumlah beras yang digelontorkan ke pasar melalui keluarga miskin di Banyumas, mencapai 2.116,5 ton. Jumlah ini, jauh lebih besar dari beras yang digelontorkan melalui program OP.

Lebih dari itu, kata Aziz, harga beras yang disalurkan melalui program OP tak terpaut jauh dari harga di pasaran. Bila harga beras di pasaran mencapai Rp 6.700 per kilogram untuk jenis beras medium IR 64, maka beras yang dijual melalui OP hanya selisih Rp 500 dari harga pasaran.  Sementara dalam program raskin, warga miskin hanya membeli Rp 1.600 per kilogram. 

Meski demikian dia mengakui, efektivitas program raskin untuk menekan harga beras, sepertinya juga masih akan sangat sulit. Soalnya, dengan harga beras yang kini mencapai Rp 6.700 per kilogram, menunjukkan bahwa tingkat kelangkaan barang di pasaran sudah cukup besar. ''Beras yang digelontorkan melalui program raskin ini, paling hanya bisa menahan harga beras agat tidak makin melejit. Kalau untuk menurunkan, saya kira akan sulit,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement