REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK-- Para nelayan pesisir Kabupaten Lebak terpaksa menjual perabot rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena sudah dua pekan terakhir tidak melaut menyusul terjadinya gelombang tinggi disertai angin kencang di perairan daerah itu.
"Selama tidak melaut saya terpaksa menjual kursi tamu untuk membeli beras," kata Ujang, nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bayah Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, Selasa.
Menurut Ujang, beberapa nelayan lainnya juga telah menjual perabot rumah tangga, di antaranya kursi, lemari, televisi bahkan ada juga yang menjual perhiasan milik istrinya seperti kalung, gelang dan cincin.
"Penjualan perabotan rumah tangga, terpaksa saya dan nelayan lain lakukan untuk mencukup kebutuhan sehari-hari dan ongkos anak sekolah," ujarnya.
Selama tidak melaut, kata dia, tidak ada lagi penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, terkecuali menjual barang-barang miliknya untuk menopang hidup.
"Saya menjual perabotan itu bisa mengirit biaya hidup hingga satu pekan," katanya.
Ipang, nelayan TPI Pulomanuk Kecamatan Bayah kabupaten Lebak, juga mengaku selama masa paceklik merasa bingung karena tidak bisa mencari penghasilan itu, sementara kebutuhan sehari-hari harus tetap dipenuhi.
"Habis mau bagaimana lagi, penghasilan sudah tidak ada lagi, jadi terpaksa menjual televisi untuk mencukupi kebutuhan makan dan biaya anak sekolah," katanya.
Kepala Bidang Kelautan Dinas perikanan dan Kelautan Kabupaten Lebak Agus Taman secara terpisah menjelaskan, selama dua pekan terakhir nelayan tradisional menganggur karena cuaca buruk yang menerjang perairan Samudera Hindia tersebut.
"Saya minta selama nelayan tidak melaut diupayakan bisa usaha lain untuk memenuhi kebutuhan dapur," katanya.