REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Arus kendaraan di jalur utama Magelang-Yogyakarta di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, hingga Rabu siang masih terlihat padat merayap.
Pascapenutupan jalan provinsi tersebut akibat tertimbun lahar dingin Gunung Merapi pada Senin (3/1) malam, material vulkanik berupa batu dan pasir masih menumpuk di pinggir jalan sehingga lebar jalan berkurang dan arus kendaraan tidak bisa lancar.
Jalan yang semula empat lajur, kini hanya dua lajur. Kondisi ini mengakibatkan penumpukan arus kendaraan hingga sekitar dua kilometer baik dari arah Magelang maupun sebaliknya.
Sejak pagi hari jalur yang sempat ditutup sekitar 18 jam itu sudah penuh dengan kendaraan roda dua dan empat. Aparat dari satuan lalu lintas Polres Magelang dibantu warga setempat mengatur kendaraan yang melintas. "Kendaraan harus berjalan satu-satu di setiap lajur karena kondisi jalan menyempit," kata Kades Jumoyo, Sungkono.
Ia mengatakan, material banjir lahar dingin yang menutup jalan tersebut belum bisa dibersihkan seluruhnya. Material baru bisa disingkirkan ke kanan dan kiri jalan. "Kanan kiri jalan sudah penuh sehingga material tidak bisa disingkirkan dengan baik," katanya.
Sungkono mengatakan, di antara tumpukan material tersebut terdapat banyak batu besar yang sulit dipindahkan serta banyak reruntuhan bangunan di sekitar jalan. "Batu-batu itu harus dipecah dulu baru bisa diangkut," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya warga yang hendak melihat lokasi bencana. Kawasan bencana di Dusun Gempol yang terdiri atas hamparan pasir dan bebatuan serta kerumunan ribuan orang menarik perhatian pengendara dan penumpang kendaraan.