Senin 17 Jan 2011 00:18 WIB

Banjir Lahar Dingin Isolasi 53 Ribu Warga Sewukan

Rep: M As\'adi/ Red: Siwi Tri Puji B
Warga melintas jembatan darurat diatas aliran baru sungai yang terbentuk akibat terjangan lahar hujan di Dusun Gempol, Jumoyo, Salam, Magelang, Selasa (4/1). Belum ada laporan korban jiwa dalam bencana yang menghantam perumahan penduduk.
Foto: Antara
Warga melintas jembatan darurat diatas aliran baru sungai yang terbentuk akibat terjangan lahar hujan di Dusun Gempol, Jumoyo, Salam, Magelang, Selasa (4/1). Belum ada laporan korban jiwa dalam bencana yang menghantam perumahan penduduk.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG – Meski tidak sebesar banjir sebelumnya, lahar dingin kembali  merangsek  sejumlah infrastruktur di Kabupaten Magelang. Pada banjir yang terjadi Sabtu (15/1) petang lalu, jembatan Tlatar putus. Ini mengakibatkan 53.750 warga yang tinggal di beberapa dusun terisolir. Sementara itu, akibat luapan Kali Putih, jalur Magelang-Yogyakarta kembali ditutup dan baru dibuka Ahad (16/1) sekitar pukul 11.00 , setelah delapan jam dikeruk.

Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, putusnya jembatan yang terletak di perbatasan Dusun Suko, Desa Sewukan, Kecamatan Dukun dengan Dusun Tlatar, Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan tersebut membuat warga gelisah, karena jembatan tadi merupakan jalur penghubung yang sangat vital untuk mengangkut hasil pertanian.

Sujarwo, Camat Sawangan mengatakan, selain merupakan jalur ekonomi, jembatan tersebut merupakan jalur utama evakuasi warga lereng Merapi, terutama yang bermukim di Dukun.

Jembatan Tlatar merupakan jembatan kelima yang putus akibat banjir lahar dingin di alur Sungai Pabelan. Sebelumnya empat jembatan lainnya, yaitu jembatan Srowol di Desa Progowati (Mungkid), dua jembatan di Desa Gondosuli (Muntilan) dan sebuah dam jembatan di Desa Bojong Kecamatan Mungkid sudah lebih dulu putus. ‘’Banjir lahar dingin di Sungai Pabelan selalu besar karena merupakan pertemuan tiga sungai yang berhulu di lereng Merapi," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement