REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Usai masa erupsi Merapi 2010, sebanyak 158 siswa dari 825 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salam Kabupaten Magelang yang tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Merapi berpotensi putus sekolah. Kepala SMKN 1 Salam, Sugiyarto di Magelang, Selasa, mengatakan sejumlah siswa yang berpotensi putus sekolah berasal dari Kecamatan Srumbung, Dukun, dan Sawangan.
Ia mengatakan, erupsi Merapi telah merusak tanaman pertanian di kawasan tersebut yang menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat. "Sejumlah orang tua telah datang ke sekolah, mengeluhkan kondisi perekonomian mereka dan ketidakmampuan membayar sekolah anaknya. Namun kami berupaya agar anak-anak mereka tetap bisa bersekolah dengan memberikan keringanan," katanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 1 Salam, Susilia mengatakan, saat erupsi Merapi, mereka menjadi korban bencana dan tinggal di pengungsian. Ia menuturkan, setelah erupsi dan situasi aman, orang tua mereka mendatangi sekolah untuk meminta toleransi pembayaran biaya sekolah anaknya.
Sebagian mereka bahkan menyampaikan keinginannya menghentikan anaknya sekolah karena tidak mampu membiayai sekolah. Mereka menyatakan pertaniannya hancur dan tidak lagi memiliki lahan penghasilan. Menyikapi hal tersebut, katanya, sekolah telah memberikan toleransi kepada siswa yang menjadi korban erupsi berupa dispensasi siswa korban Merapi dalam membayar uang sekolah dan mereka tetap bisa mengikuti ulangan umum pada Desember 2010.
"Namun, setelah ulangan umum selesai sebagian orang tua siswa sudah mengangsur uang sekolah anaknya, bahkan sudah ada yang lunas. Kami berharap perekonomian mereka sudah pulih," katanya.
Pascaerupsi Merapi, komplek SMKN 1 Salam menjadi salah satu kawasan yang menjadi korban bencana banjir lahar dingin Merapi, sejumlah gedung di sekolah tersebut terendam lumpur, namun tidak sampai mengganggu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Namun sebanyak 34 siswa yang tinggal di asrama sekolah terpaksa mengungsi di rumah warga sekitar karena bangunan asrama tertimbun material lahar dingin berupa batu dan pasir luapan dari Sungai Putih.