REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Warga Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Selasa, masih harus mengantre berjam-jam untuk membeli bahan bakar minyak jenis premium di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum menyusul tenggelamnya kapal motor KM Rahmatia Sentosa di alur Sungai Kapuas. Mizan (40) salah seorang warga Kecamatan Pontianak Barat mengatakan, dirinya harus ikut antre 1,5 jam di SPBU Jalan Komodor Yos Sudarso untuk mendapatkan sepuluh liter premium.
"Saya terpaksa ikut antre di SPBU untuk membeli premium, karena bahan bakar mobil saya hampir habis," ujarnya. Hal senada juga diakui oleh Zunaidi (38) salah seorang pembeli premium di SPBU Jalan Tanjungpura. "Hampir satu jam saya baru mendapatkan tiga liter untuk mengisi BBM kendaraan roda dua saya," ujarnya.
Ia berharap, krisis BBM terutama jenis premium segera selesai sehingga tidak membuat masyarakat Kota Pontianak dan Kalbar umumnya resah. Sementara itu, Zailani (50) warga Desa Sempalai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas saat dihubungi mengaku kesulitan mendapatkan BBM jenis premium di kecamatan itu. "Kami terpaksa menggunakan sepeda kalau mau pergi ke mana-mana," ujarnya.
Bapak lima anak itu menambahkan, harga premium di kecamatan itu bervariasi antara Rp 7 ribu/liter hingga Rp 8 ribu/liter. Sebelumnya, Kamis (10/2) sekitar pukul 23.00 WIB, KM Rahmatia Sentosa dari bahan kayu berusaha masuk alur Sungai Kapuas atau tepatnya di muara Jungkat. Namun pada saat bersamaan KM Waweh kapal kargo dari bahan besi berangkat dari Pelabuhan Dwikora juga menggunakan alur itu sehingga terjadilah tabrakan.
Peristiwa itu mengakibatkan tenggelamnya KM Rahmatia di muara Jungkat. Sehingga membuat muara Jungkat tidak bisa dilintasi kapal dari dan menuju pelabuhan Dwikora Pontianak, termasuk tanker bahan bakar milik Pertamina. Pemerintah Kalbar, Senin (14/2) malam, mendatangkan tim ahli dari Jakarta untuk mengangkat Kapal Motor Rahmatia Sentosa yang tenggelam di alur Sungai Kapuas sehingga menghambat keluar masuk kapal motor ke Kota Pontianak.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Pemerintah Kalbar M Zeet Hamdy mengatakan, tim ahli itu mulai hari ini bekerja hingga Selasa malam (15/2) diperkirakan selesai, sehingga alur Sungai Kapuas yang satu-satunya menghubungkan ke Pelabuhan Dwikora Pontianak diperkirakan bisa normal kembali pada Rabu (16/2). Zeet menambahkan, terkendalanya evakuasi saat ini karena kapal yang tenggelam itu membawa sekitar 15 ribu zak semen sehingga ketika tenggelam secara otomatis semen itu membatu, akibatnya kapal itu menjadi sulit untuk diangkat.
Sales Areal Manager Pertamina Kalbar Ibnu Chouldum mengatakan, dua kapal tanker pengangkut bahan bakar minyak milik Pertamina Kalbar berhasil melewati alur Sungai Kapuas, Senin (14/2) kemarin. Menurut dia, masuknya dua kapal tanker yang mengangkut ribuan kilo liter bahan bakar minyak itu sedikit dipaksa. "Kita paksa masuk, sambil mengurangi muatan," katanya.
Dua kapal tanker yang sudah masuk tersebut yakni MT Serena dan MT Dasa Samudra, yang mengangkut dua ribu kilo liter solar sedangkan MT Serena sekitar tiga ribu kilo liter premium.