Ahad 20 Feb 2011 14:00 WIB

Ahmadiyah Berkilah Iming-imingi Uang bagi Pengikutnya

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Djibril Muhammad
Juru Bicara Ahmadiyah, Zafrullah Ahmad Pontoh
Juru Bicara Ahmadiyah, Zafrullah Ahmad Pontoh

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN - Juru Bicara Ahmadiyah, Zafrullah Ahmad Pontoh, membantah jika dakwah Ahmadiyah dilakukan dengan iming-imingan sejumlah uang dengan kisaran Rp 10 hinga Rp 15 juta. "Itu Fitnah, dan tidak benar," tegasnya saat dihubungi, Ahad (20/2).

Dia mengatakan, selama ini Warga Ahmadiyah justru menyumbang kepada organisasi Ahmadiyah. Selama ini organisasinya berjalan mandiri dan tidak pernah bergantung kepada pemerintah ataupun bantuan dari negara asing.

Dirinya mengatakan koordinasi dari organisasi Ahmadiyah di wilayah dengan pusat terus berjalan. Namun tidak diketahui apakah dari pusat menmberikan subsidi sejumlah uang untuk aktifitas dakwahnya. "Saya tidak mengetahui itu," kata Zafrullah.

Sebelumnya, Ketua RT 2/RW 11, Mistari, di rumahnya, Desa Umbulan, Kampung Pendeuy, Cikeusik, Pandeglang, Banten mengungkapkan warganya dijanjikan uang mulai Rp 10 hingga Rp 15 juta, jika menjadi pengikut Ahmadiyah. Tokoh Ahmadiyah, Ismail Suparman, diduga menjanjikan hal itu kepada warga.

Uang diberikan secara bertahap. Pertama kali mendaftar menjadi pengikut Ahmadiyah, seseorang harus mengisi formulir. Setelah mengisi dan membubuhi tanda tangan, pendaftar akan diberikan uang sejumlah Rp 250 ribu secara cash. Setelah itu, warga tersebut akan disekolahkan ke tiga tempat. Dua diantaranya masih di sekitar Indonesia. Lainnya di Pakistan. "Tujuannya untuk memperdalam pengetahuan tentang Ahmadiyah," terang Mistari

Dia mengatakan Suparman sebagai tokoh Ahmadiyah Cikeusik kerap menjanjikan hal itu untuk menarik minat masyarakat Cikeusik memeluk keyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (SAW).

Pada awal 2010 dia mendakwahkan Ahmadiyah kepada salah seorang Warga Cikeusik, Atep Suratep, yang kini menjadi sekretaris Suparman. Atep kemudian berhasil menjadi bawahan Suparman. Penampilan Atep pun berubah, dari yang semula hanya memakai kaos, menjadi jaket seperti kulit berwarna hitam.

Atep kerap memakai kacamata hitam juga. Dia menumpangi sepeda motor, padahal sebelumnya tidak memiliki sepeda motor. "Penampilan Atep berubah menjadi lebih keren setelah menjadi pengikut Ahmadiyah," papar Mistari.

Ketua RT sendiri pernah berkali-kali ditawarkan menjadi anggota Ahmadiyah, namun tidak mau. "Keyakinan saya hanya kepada Islam yang benar," jelasnya.

Dia tidak meyakini ajaran yang diserukan Ismail Suparman yang tidak lain adalah tetangga sendiri. Dia masih tetap pada keyakinannya Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi ataupun rasul lagi setelahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement