REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Kapolda Aceh Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan, jajaran kepolisian masih terus memburu senjata api ilegal yang kini masih banyak berada di masyarakat sipil. Kapolda Iskandar saat ditemui di sela-sela kegiatan Rakorpimda Aceh di Banda Aceh, Rabu, menyebutkan, daerah pesisir utara dan timur Aceh merupakan kawasan dengan ontensitas tinggi masuknya senjata dari luar Aceh.
Sepanjang tahun 2010, sebanyak 81 pucuk senjata dan ribuan amunisi sudah diserahkan masyarakat. Terdiri dari 31 pucuk senjata organik dan 50 pucuk senjata rakitan. Sementara di jajaran Kodam Iskandar Muda berhasil menyita sebanyak enam pucuk senjata api dan puluhan granat tangan.
"Mereka yang menyerahkan senjata itu, tidak akan ditindak atau diproses hukum, karena memang kesepakatannya, siapa yang menyerahkan senjata konflik, tidak akan ditindak. Kecuali senjata itu, memang didatangkan pada masa sekarang dan digunakan untuk aksi-aksi kriminal," katanya.
Ia menyatakan, pesisir utara dan timu Aceh merupakan daerah perairan yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka, dan lalulintas perairannya ramai, dan dari kawasan ini pula polisi menerima penyerahan senjata yang paling banyak jika dibandingkan dengan kawasan Aceh yang lain.
Sementara itu, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf meminta jajaran kepolisian dan TNI untuk terus bisa mencari keberadaan senjata-senjata ilegal dan menghimbau kepada masyarakat yang saat ini masih memegang senjata secara tidak sah untuk bisa menyerahkannya.
"Tentu dengan melalui pendekatan persuasif, namun jika ketahuan senjata itu digunakan untuk aksi kriminal, polisi atau TNI bisa saja melakukan penekanan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," ujar Irwandi. Kapolda pun menghimbau kepada masyarakat supaya menginformasikan apabila mengetahui keberadaan senjata ilegal di lingkungannya.