REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG - Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Tengah diminta membangun tanggul penahan lahar dingin di sepanjang aliran Kaliputih, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hal ini menyusul dampak sekunder erupsi Gunung Merapi yang masih dirasakan oleh warga di sejumlah wilayah Kabupaten Magelang.
Banjir lahar dingin yang masih berlangsung hingga kini itu telah menghancurkan harta benda dan pemukiman warga. Akibatnya, warga yang bermukim di sepanjang aliran Kaliputih terus dihantui kecemasan. Mereka khawatir ancaman banjir lahar dingin Gunung Merapi akan terus meluas dan kian mengakibatkan kerugian materi dalam jumlah yang lebih banyak.
“Warga menghendaki pembangunan tanggul penahan lahar dingin. Karena, ancaman lahar dingin masih terus berlangsung,” ungkap Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, Madi Mulyana, kepada wartawan, di Semarang, Selasa (15/3).
Berdasarkan pemantauan di lapangan, politisi FPKS DPRD Jawa Tengah ini menyebut dampak banjir lahar dingin di sekitar aliran Kaliputih sangat luar biasa. Banjir lahar dingin tak hanya menghancurkan infrastruktur dan fasilitas umum saja. Namun, lahar dingin juga memporakporandakan pemukiman dan pusat kegiatan perekonomian warga seperti di Dusun Gempol, Desa jumoyo.
Saat ini, kata Madi, kebutuhan warga adalah tindakan pencegahan agar luapan banjir lahar dingin yang membawa material pasir dan batuan gunung ini tidak menghantam pemukiman mereka. Warga mengharapkan agar Pemprov Jawa Tengah bisa segera membuat tanggul di sepanjang Kaliputih. Sehingga, bencana dampak sekunder erupsi Merapi dapat dihindari.