REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - Rencana Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, untuk shalat Jumat dan berkhotbah di masjid milik Ahmadiyah hingga saat ini belum bisa dipastikan. Pasalnya, Heryawan mengaku masih menunggu jadwal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menjadi khotib dan imam dalam shalat Jumat di masjid tersebut.
Kalau waktunya dianggap sudah tepat, Heryawan menyatakan siap menjadi khotib dan imam dalam rangka sosialisasi Pergub No12/2011 tentang Larangan Kegiatan Ahmadiyah di Jabar. "Kita tunggu jadwal MUI apakah memungkinkan atau tidak. Kalau sudah siap, saya siap. Khatib kan tinggal tunggu jadwal," ujar Heryawan saat ditemui seusai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-37 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tingkat Jawa Barat, Kamis (17/3)
Heryawan mengatakan butuh kesabaran untuk menyamakan persepsi terhadap pihak-pihak yang berseberangan dengan akidah Islam. Jadi, memang butuh berkali-kali untuk mengajak Ahmadiyah kembali kepada pokok-pokok ajaran Islam yang disepakati dunia.
"Saya sering menggambarkan Nabi Muhammad saja mengajak Umar bin Khatab untuk beriman sampai 100 kali. Sekarang, kita baru sekali. Mudah-mudahan dalam 10 kali bisa lancar," tandasnya.
Kalaupun ada penolakan, lanjut Heryawan, itu hanya bagian dari tahapan sosialisasi Pergub No 12/2011. Justru masyarakat seharusnya melihat hal besar bahwa Pergub bisa mencegah hal buruk akibat aktivitas Ahmadiyah. "Menjelang Pergub keluar, Kuningan hampir terjadi bentrokan. Bahkan, mereka sudah berhadap-hadapan. Tetapi setelah Pergub keluar, kejadian mereda. Kalau ada letupan-letupan kecil, itu sih wajar," jelasnya.