Senin 15 Feb 2016 16:43 WIB

Cara Sederhana Hindari Virus Zika yang Terlupakan Masyarakat

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Ana Beatriz, bayi berusia empat bulan, yang terlahir dengan mikrosefalia diduga akibat virus zika di Brasil.
Foto: EPA
Ana Beatriz, bayi berusia empat bulan, yang terlahir dengan mikrosefalia diduga akibat virus zika di Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu penyebaran virus zika terjadi melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, salah satunya Aedes Aegypti. Untuk mencegah penyebaran virus zika ini meluas, sebenarnya ada satu hal sederhana namun terlupakan masyarakat.

National Professional Officer Disease Surveillance Epidemiology WHO - Country Office Indonesia, Marlinggom Silitonga, mengatakan cara mencegah penyebaran virus zika ialah melalui pengendalian dan pengurangan populasi nyamuk di sarangnya. Cara yang efekti, menurut Marlinggom, ialah dengan melakuakn gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, Mengubur ditambah dengan berbagai tindak pencegahan.

"Tantangannya, apakah sudah dilakukan dengan efektif ataukah belum. Kalau sudah dilakukan, kita tidak perlu khawatir karena vektor pembawa virus (nyamuk) sudah tidak ada," ungkap Marlinggom.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Amin Soebandrio. Amin mengatakan cara untuk mencegah penyebaran virus zika ialah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Caranya, lanjut Amin, ialah dengan memberantas sarang nyamuk melalui gerakan 3M Plus.

Amin menekankan bahwa vektor pembawa virus zika ini hidup di genangan air yang bersih, bukan kotor. Setetes saja air bersih yang tergenang, lanjut Amin, dapat menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk bersarang. Hal ini disebabkan karena satu tetes air bersih dapat menampung sekitar 200 telur nyamuk.

"Bayangkan sisa air dalam botol atau gelas yang ada di pinggir jalan. Itu bisa jadi tempat efektif untuk sarang nyamuk," tambah Amin.

Oleh karena itu, Amin mendoronga agar masyarakat juga berperan aktif dalam memberantas sarang nyamuk di lingkungan sekitar. Jika hal sederhana ini bisa terlaksana dengan baik, Amin mengatakan masyarakat tidak perlu lagi khawatir mengenai penyebaran virus zika.

"Di Indonesia, infeksi virus zika sifatnya ringan. Buat Indonesia, ini belum menjadi masalah nasional. Tapi bukan berarti kita boleh lengah, kita harus tetap waspada. Kendalikan vektornya (nyamuk), insya Allah (virus zika) terkendali," jelas Amin.

Amin mengungkapkan, pada 21 Agustus 2015 lalu laboratoriumnya telah menemukan dan berhasil mengisolasi virus zika. Virus zika ini berasal dari seorang pria berusia 27 tahun asal Jambi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement