Kamis 07 Apr 2016 06:55 WIB

Berhadapan dengan Penderita Bipolar, Ini Triknya

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Penyakit bipolar
Foto: ist
Penyakit bipolar

REPUBLIKA.CO.ID, Jika memiliki keluarga atau teman yang menderita bipolar, memang tidak mudah. Salah-salah kata atau perbuatan bisa memicu mereka. Apalagi jika mereka sedang dalam fase manik maupun depresi. Apa yang kita sarankan selalu salah.

Psikiater di Klinik Dharmawangsa dan MRCC Semanggi, dr Endah Ronawulan, SpKJ, mengatakan jika menjumpai teman yang alami bipolar, pahami bahwa ini adalah gangguan mood. Sehingga penderita bipolar sangat sensitif.

Apa yang kita sarankan anjurkan belum tentu diterima dengan baik. Apalagi dengan gangguan depresi berat atau manik yang berat. Penderita bipolar mudah curiga. Anda berusaha bicara dengan baik, tapi saat gangguannya sedang berat maka belum tentu akan didengar.

Sebagai teman coba dengarkan saja keluhannya. Biarkan sang sahabat meluapkan emosinya. “Biarkan dia kebanjiran kata-kata kebun bintang atau marga satwa, diamkan saja, karena Anda tidak akan didengar, ini mood swing jadi hati-hati,” ujarnya.

Psikolog klinis dan forensik, Kassandra Putranto, mengatakan hal yang sama. Ketika menghadapi orang bipolar memang serba salah. Baik itu mereka sedang fase manik, maupun fase depresi. Disuruh ke dokter marah, disuruh istirahat marah, kita diam saja dia marah, lalu kita harus bagaimana? Menurutnya sebaiknya Anda pengertian dan pahami mereka.

Kassandra juga menyarankan agar penderita bipolar mengaktivasi perilaku baru. “Misalnya sayang kamu marah kalau aku diam, kamu marah juga kalau aku suruh ke dokter, kamu marah juga kalau aku perhatikan, kamu sekarang maunya apa? Aku ikutin deh,” ujarnya mencontohkan.

Ajak penderita mengativasi perilaku baru. Misalnya olahraga atau melakukan yang dia suka. Melakukan perilaku berbeda dari biasanya misalnya ada yang bersih-bersih kamar seharian, mandi tengah malam dan lainnya. Ada aktivasi perilaku yang bisa digunakan saat manik dan depresi. Depresi itu jangan dieloborasi. Penderita harus diaktivasi dengan perilaku baru.

”Menghadapi penderita bipolar memang dibutuhkan kesabaran ekstra,” tambahnya.

Selain itu, jangan memberikan label. Misalnya,”Kamu sih senang banget depresi,” ujarnya. Kassandra mengingatkan untuk jangan main-main dengan diagnosa, jangan menghakimi orang lain. Bipolar bukan sesuatu yang bisa dipakai buat bercanda atau menghina orang lain.

(baca: Marshanda Bersyukur Bipolar Bisa Buatnya Lebih Bahagia)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement