Selasa 02 May 2017 19:41 WIB

Soal Terlambat Datang, UN Siswa Berkebutuhan Khusus Sempat Tertunda

Seorang siswa berkebutuhan khusus mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 32 Jakarta, Senin (3/4).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang siswa berkebutuhan khusus mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 32 Jakarta, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pelaksanaan ujian nasional di MTs Yaketunis Yogyakarta sempat tertunda selama sekitar 45 menit akibat soal ujian untuk siswa berkebutuhan khusus terlambat datang pada hari pertama ujian, Selasa.

"Soal baru diambil pada hari H pelaksanaan ujian nasional. Kami mengambil langsung ke sekretariat ujian nasional (UN) di Kantor Dinas Dikpora DIY. Namun sepertinya soal belum siap," kata Kepala MTs Yaketunis Yogyakarta Agus Suryanto di Yogyakarta, Selasa.

Sedianya, ujian nasional di MTs tersebut digelar pada pukul 07.30 WIB, namun ujian baru bisa diselenggarakan pada pukul 08.15 WIB. "Padahal siswa sudah datang sebelum pukul 07.00 WIB," katanya.

Keterlambatan kedatangan soal ujian tersebut, lanjut dia, sempat membuat siswa merasa khawatir. Namun, sekolah tetap berupaya menenangkan siswa dan memastikan agar ujian bisa tetap diselenggarakan tanpa ada hambatan apapun.

MTs Yeketunis tidak menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer karena kekurangan fasilitas pendukung. Soal ujian yang digunakan sebagian besar adalah soal braille dan soal dengan ukuran huruf lebih besar.

"Ada empat siswa yang mengikuti ujian nasional. Tiga di antaranya tunanetra dan satu 'low vision'," katanya. Setiap siswa memperoleh tambahan waktu 45 menit untuk mengerjakan ujian.

Agus menyebut, sudah merasa sedikit lebih tenang untuk pelaksanaan ujian nasional hari kedua pada Rabu (3/5) karena seluruh soal ujian braille sudah diambil dan disimpan di sekolah. Namun, untuk soal ujian bagi siswa "low vision" masih harus diambil pada hari H ujian.

"Harapannya, soal sudah siap begitu kami ambil sehingga siswa bisa mengerjakan ujian tepat waktu," katanya.

Pada pelaksanaan ujian hari pertama, terdapat satu siswa yang harus mendapat pendampingan saat membaca dan menuliskan jawaban karena siswa dalam kondisi sakit. "Ada masalah dengan ginjalnya. Sehingga harus melakukan penggantian cairan setiap enam jam sekali," katanya.

Sementara itu, siswa di MTs Yaketunis menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam menjawab soal ujian. "Soal cukup mudah dimengerti," kata Akhmad Musabikhin tentang ujian Bahasa Indonesia.

Ia justru mengkawatirkan soal ujian matematika karena akan ada banyak simbol yang belum dimengerti pada huruf braille.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement