REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala BPJS Kesehatan Jakarta Barat Eddy Sulistijanto Hadie mengimbau perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan inspeksi visual asetat (IVA) dan pap smear. Menurut Eddy, Sabtu (20/5), perempuan masih enggan untuk melakukan deteksi dini, padahal semakin cepat teridentifikasi, semakin cepat pula penanganannya.
“Masalahnya perempuan ketika dikasih tahu mau, tetapi saat diperiksa tidak datang. Saya lihat masih rendah kesadarannya, masyarakat Indonesia ini takut tahu kalau punya penyakit padahal kalau teridentifikasi dini makin baik," tutur Eddy. Meskipun mengetahui bahaya kanker serviks, penyadaran pentingnya deteksi dini dinilainya masih sulit.
Padahal untuk Jakarta Barat, warga dapat melakukan IVA di seluruh puskesmas kecamatan. Sementara, pap smear dapat dilakukan di Laboratorium Klinik Kimia Farma Kebayoran Lama, Laboratorium Klinik Prodia Kedoya, Laboratorium Klinik Bio Prima dan RS Bhakti Mulia. “Untuk pap smear di empat klinik itu. Kalau IVA di semua puskesmas kecamatan bisa. IVA lebih cepat langsung ketemu potensi, kalau pap smear butuh waktu," kata Eddy.
Persyaratan untuk melakukan deteksi dini di antaranya telah menikah atau aktif secara seksual, belum pernah melakukan pap smear, dan IVA dalam jangka waktu satu tahun terakhir, tidak sedang hamil, tidak swdang haid dan 48 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang muncul di sel-sel serviks, yakni bagian bawah uterus yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita.
The American Cancer Society memperkirakan terdapat belasan ribu penderita baru dan lebih dari lima ribu wanita akan meninggal karena kanker serviks pada tahun depan. Perempuan berbagai usia yang sudah pernah melakukan hubungan seksual memiliki risiko mengalami kanker serviks.