Senin 24 Apr 2017 12:26 WIB

ASI, Makanan Lengkap nan Sempurna dari Tuhan

Ibu menyusui bayinya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu menyusui bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: dr. Yahmin Setiawan, MARS – Dir. RS Sari Asih Serang)

Secara nasional, pada  tahun 2012 diperkirakan ada sekitar 4,5 persen dari 22 juta balita atau sama dengan 900 ribu balita di Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk. Hal ini dikemukakan oleh Menteri Kesehatan RI, (Almarhumah) Endang Rahayu Sedyaningsih dalam Seminar 'Nasional Pangan dan Gizi' tahun 2012 lalu di Jakarta.

Masalah gizi pada bayi sebenarnya dapat diatasi bahkan dihindari apabila Air Susu Ibu (ASI) diberikan oleh ibu kepada bayinya selama 2 tahun sejak bayi dilahirkan. Pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI dari seorang ibu kepada bayinya dari usia bayi 0 – 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun. Jadi hanya diberikan ASI saja selama 6  bulan pertama kehidupan seorang bayi tanpa tambahan seperti susu formula, madu, air putih, sari buah, biskuit atau bubur bayi. Selanjutnya, dari bayi usia di atas 6 bulan sampai 2 tahun, ASI diberikan dengan ditambahkan makan pendamping ASI (MP-ASI) seperti bubur, biskuit dan buah.

Perlu diketahui dan dipahami bahwa nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan, dan ASI merupakan sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Yang Maha Kuasa yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi. Keseimbangan zat-zat gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik dan memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf.

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan karena ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Dan saat bayi berumut  6-12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60 persen kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan MPASI.. Setelah umur 1-2 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30 persen dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.

Beberapa zat gizi dan zat protektif yang terkandung dalam ASI yang memberikan manfaat untuk kesehatan bayi, yaitu :

Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu disaat pertama kali setelah proses melahirkan selesai. Kolostrum dihasilkan tidak dalam jumlah banyak tetapi sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal bayi baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar.

Protein

Protein dalam ASI terdiri atas Casein (yang sulit dicerna) dan Whey (yang mudah dicerna), serta ternyata komposisi protein dalam ASI lebih banyak mengandung Whey daripada Casein sehingga akan mudah dicerna. Hal berbeda pada komposisi protein dalam susu sapi, dimana kandungan Caseinnya lebih banyak dibandingkan dengan Whey, sehingga seringkali menimbulkan permasalahan pencernaan pada bayi.

Lemak

Lemak adalah penghasil kalori (energi) utama dan merupakan komponen zat gizi yang  sangat bervariasi.

Laktosa

Laktosa merupakan karbohidrat utama pada ASI yang fungsinya sebagai sumber energi dan meningkatkan penyerapan (absorbsi) kalsium serta merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus.

Laktobasilus

Laktobasilus bifidus merupakan zat gizi yang berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang  merugikan seperti bakteri E. Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

Laktoferin

Laktoferin merupakan zat gizi yang bermanfaat untuk menghambat bakteri stafilokokus dan jamur kandida.

Vitamin A

Vitamin A sebagai zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan mata dan dalam ASI kandungannya dalam konsentrasi sebesar 200 IU/dl, ini sesuai dengan kebutuhan bayi selama masa pertumbuhan dari usia 0 – 24 bulan.

Zat Besi

Zat Besi yang terkandung dalam ASI memang sedikit, yaitu 0,5-1,0 mg/liter, namun ternyata bayi yang menyusui dengan ASI sangat jarang mengalami kekurangan zat besi (anemia). Hal tersebut dikarenakan zat besi pada ASI lebih mudah diserap.

Taurin

Taurin berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter, tetapi juga berperan penting dalam maturasi otak bayi.

Lisozim

Lisozim adalah zat gizi yang berguna untuk memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden karies Dentis dan Maloklusi (kebiasaan lidah yang terdorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot).

DHA dan AA

Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) merupakan asam lemak esensial yang berperan penting dalam pertumbuhan otak bayi sampai usia 1 tahun, serta jumlahnya dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan bayi.

Sel Darah Putih

Kumpulan sel darah putih adalah pasukan siap tempur yang amat protektif, mempunyai kemampuan membunuh kuman secara langsung maupun tidak langsung dan  ASI amat kaya dengan sel darah putih atau leukosit, terutama pada kolostrum.

Antibodi atau Imonoglobulin Utama yaitu IgA, IgE dan IgM

Jumlah imonoglobulin terbanyak pada kolostrum, seiring dengan waktu persentasenya menurun, akan tetapi karena produksi ASI nya meningkat maka total imonoglobulin yang diterima bayi relatif sama bahkan meningkat selama periode ASI eksklusif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement