Ahad 03 Apr 2016 18:56 WIB

Bipolar Care Indonesia Gelar Talkshow Hapus Stigma Buruk ODB

Igi Oktamiasih, Founder BCI (kanan) memberikan plakat kepada Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ., MPH, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan
Foto: Republika/Hazliansyah
Igi Oktamiasih, Founder BCI (kanan) memberikan plakat kepada Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ., MPH, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Dalam rangka Hari Bipolar Sedunia yang jatuh pada 30 Maret, komunitas Bipolar Care Indonesia (BCI) menggelar talkshow membahas berbagai hal tentang gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang drastis ini.

Mulai dari mencari tahu tanda-tanda bipolar dalam diri, penanganan, hingga menumbuhkan lingkungan yang mendukung dalam pengananan bipolar.

Acara berlangsung di Ruang Gaga Utama Kemendikbud, Jakarta pada Sabtu (2/4) kemarin. Hadir sejumlah pembicara seperti selebritas dengan bipolar Marshanda, Psikiater dr. Yenny D.P, Sp.kj serta Nastassja Fersianty selaku caregiver sekaligus ODB (Orang Dengan Bipolar).

Igi Oktamiasih, Founder BCI mengatakan, acara ini sekaligus kampanye untuk menghilangkan stigma buruk terhadap penderita gangguan mental, terutama bipolar. Masih banyak masyarakat yang menganggap gangguan ini sebagai hal yang tabu.

"Masih banyak keluarga yang memilih menyembunyikan karena dianggap aib. Padahal mereka (ODB) butuh support agar dapat hidup layak dan tetap produktif," ujar Igi dalam sambutannya.

Hal inilah yang coba digulirkan BCI ke masyarakat luas. Karena pada dasarnya ODB dapat tetap berkarya dan berprestasi untuk keluarga, masyarakat juga negara.

"Perlu edukasi benar bahwa gangguan mental dan penyakit fisik dapat dikontrol dan penderitanya bisa profuktif dalam karier dan lain-lain," ujar Igi yang juga seorang ODB.

Gangguan Bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi.

Suatu ketika seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement