Ahad 03 Apr 2011 18:36 WIB

Ada yang Ingin Jegal PKS Menuju 2014

Anis Matta
Anis Matta

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR-- Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta berpendapat partainya, saat ini mendapat serangan terencana dari pihak-pihak yang tidak suka dengan partai tersebut. Usai menutup Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PKS Sulawesi Selatan (Sulsel) di Makassar, Minggu, Anis mengatakan, serangan yang diatur dengan baik itu dipicu sikap PKS yang berlawanan dengan koalisi karena mendukung hak angket pajak beberapa waktu lalu.

"Serangan ini berseri, teratur. Meningkat intensitasnya pasca kontra hak angket pajak," ujarnya tanpa menyebutkan pihak yang dimaksudkan. Dia menjelaskan, penyerang memulai seranganya dengan dugaan keterlibatannya pada sebuah video porno pasca pelaksanaan Muskernas PKS di Yogyakarta. Namun karena tidak berhasil, isu daging impor kemudian dijadikan senjata berikutnya.

Lagi-lagi, menurutnya, seragan itu tak mencapai tujuan. Hingga dikeluarkanlah masalah ketiga, yakni kasus dana kampanye yang dilaporkan pendiri Partai Keadilan, Yusuf Supendi. "Saya memperkirakan serangan akan berlanjut. Boleh jadi kedepan yang diserang adalah unit-unit kerja PKS," ujarnya.

Dirinya yakin serangan-serangan itu sebagai bentuk tekanan untuk membantu ancaman reshuffle menteri-menteri PKS dari kabinet. Ia mengingatkan seluruh kadernya tidak khawatir dengan serangan-serangan tersebut dan tetap bersatu melawan seluruh serangan, baik dari luar maupun dalam internal PKS sendiri. Sebab bagi Anis, arah serangan tersebut sangat jelas, yakni menjatuhkan PKS di pemilu 2014.

Anis menambahkan, pihaknya telah menyiapkan serangan balik terhadap para penyerang. Namun ia memastikan tidak akan menggunakan cara teror maupun kampanye hitam. PKS akan melakukan perlawanan melalui aspek edukasi, pemberdayaan dan pelayanan terhadap masyarakat. Itu akan dilakukan sekaligus untuk membangkitkan kesolidan PKS di tingkat bawah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement