REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--World Trade Organizaton (WTO) minta pemerintah AS menarik kembali subsidi kepada Boeing untuk pengembangan pesawat terbarunya, Boeing 787.
WTO menemukan adanya subsidi ilegal yang diterima Boeing senilai 5,3 miliar AS. Subsisi ilegal untuk pengembangan Boeing 787 ini diperkirakan menimbulkan kerugian pada kompetitornya, Airbuis hingga 45 miliar dolar AS .
Airbus sebelumnya mendapat berbagai tudingan yang merugikan. Terakhir, upaya untuk menjatuhkan reputasi Airbus, dilakukan melalui kampanye panjang untuk memenangkan kontrak pesawat tanker dari Angkatan Udara AS.
“Akhirnya kebenaran terkuak: Boeing telah menerima dan terus menerima subsidi. Subsidi
ini secara signifikan mempunyai efek distorsi yang lebih besar ketimbang pinjaman
Reimbursable Loan yang Airbus miliki,” ujar Rainer Ohler, Kepala Hubungan Publik dan
Komunikasi Airbus.
“Melihat kasus-kasus ini bersamaan, WTO telah secara spesifik memperbolehkan digunakannya pinjaman pemerintah di Eropa, dan memerintahkan Boeing untuk mengakhiri dukungan uang yang diterimanya secara ilegal dari para pembayar pajak di Amerika. Inilah saatnya Boeing berhenti membantah atau meminimalisir subsidi ilegal yang diterimanya dalam jumlah besar.”
Laporan WTO yang dipublikasikan hari ini mengkonfirmasi prediksi Airbus sebelumnyabahwa Boeing tidak mungkin bisa meluncurkan 787 tanpa subsidi ilegal “Bagi kami jelas bahwa, apabila tidak ada subsidi untuk penelitian & pengembangan (litbang) aeronautika, Boeing tidak akan mampu meluncurkan sebuah pesawat dengan teknologi seperti yang dimiliki 787.''
Penelusuran WTO juga mengungkapkan bahwa subsidi litbang telah menyumbang secara substansial dan mendasar terhadap pengembangan teknologi Boeing 7878.
Boeing diperkirakan telah menerima “sedikitnya 5.3 miliar Dolar AS dari uang para pembayar pajak di Amerika Serikat, yang masuk kategori ilegal
Temuan lain, Boeing menerima tambahan senilai lebih dari 2 miliar dalam bentuk subsidi negara dan subsidi lokal. Panel WTO juga menemukan bahwa tax credit dari Washington diberikan kepada Boeing sebagai subsidi. WTO mendesak pemerintah AS menarik kembali subsidi itu.