REPUBLIKA.CO.ID,BENGHAZI - Ibukota pemberontak Libya, Benghazi, diguncang oleh suara tembakan dan ledakan terus menerus pada saat para pejuang secara berantai melepaskan tembakan perayaan kematian putra Moamar Qadafi. Putra orang kuat Moamar Qadafi itu dilaporkan tewas dalam serangan udara NATO pada Sabtu (30/4).
"Mereka sangat senang bahwa Qadafi kehilangan putranya dalam satu serangan udara. Mereka merayakannya dengan tembakan-tembakan," kata Kolonel Ahmed Omar Bani, juru bicara militer oposisi Libya Dewan Transisi Negara.
Pemimpin Libya Moamar Qadafi selamat dalam serangan udara NATO Sabtu malam. ''Tapi anak laki-laki bungsunya, Saif al-Arab, dan tiga cucunya tewas dalam serangan itu,'' kata seorang juru bicara pemerintah Libya.
Mussa Ibrahim mengatakan Saif al-Arab adalah warga sipil dan mahasiswa yang belajar di Jerman. Ia berusia 29 tahun.
Pejabat-pejabat Libya membawa para wartawan ke sebuah rumah yang dihantam oleh sedikitnya tiga rudal.
Atap rumah itu runtuh sepenuhnya di beberapa tempat. Rudal itu menyebabkan serangkaian baja beton tergantung di antara potongan-potongan beton.
Sebuah mesin meja football berada di luar di taman. Rumah itu berada di sebuah tempat permukiman kaya di Tripoli.
"Rumah Saif al-Arab Muamar Gaddafi, putra bungsu Gaddafi, diserangan dengan kekuatan penuh semalam. Dia dan isterinya ada di dalam rumah itu dengan teman-teman lainnya dan keluarganya," kata Mussa Ibrahim dalam konferensi pers di Tripoli pada Ahad (1/5) pagi.