Senin 02 May 2011 15:45 WIB

Golkar dan Demokrat Disusupi NII?

Rep: Esthi Maharani / Red: Didi Purwadi
Pondok Pesantren Al Zaytun
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Pondok Pesantren Al Zaytun

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Fakta mengejutkan diungkap mengenai keberadaan Negara Islam Indonesia )NII) dan caranya memperluas cakupannya. NII telah memasuki sejumlah partai politik di Indonesia, sebut saja Parti Golkar, Partai Demokrat, dan partai kecil lainnya seperti Partai Republika Nusantara.

Ada salah satu putra Panji Gumilang yang menjadi anggota DPRD tingkat II di Indramayu, Jawa Barat. “Dia berasal dari Partai Golkar,” kata mantan Menteri Peningkatan Produksi di Kabinet NII KW9, Imam Supriyanto, dan beberapa mantan petinggi Kabinet NII KW9 saat mendatangi DPR dan bertemu Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, Senin (2/5).

Tak hanya Golkar, Partai Demokrat pun diduga terkait dengan NII. Sebab, belum lama ini sempat pula terjadi kunjungan ke pesantren Al Zaytun dari Anas Urbaningrum, Edhie Baskoro Yudhoyono, hingga para semua petinggi fraksi.  

“Anas urbaningkrum sebagai Ketua Umum membawa rombongan ke Al-Zaytun dengan semua fraksi termasuk Sekjen-nya Ibas. Tapi nggak tahu dicuci otaknya atau tidak,” katanya sambil tertawa. Saat itu, lanjutnya, kunjungan dilakukan hampir oleh semua pengurus inti PD serta fraksi di DPR. “Datang ke sana katanya safari pesantren,” tambah Imam.

Ia menjelaskan misi dan target yang dibawa NII ada tiga. Yakni politik, pendidikan, dan ekonomi. Hanya saja, untuk aspek politik belum lama muncul di permukaan. Dengan era kebebasan sekarang, lanjutnya, NII pun mulai masuk ke parpol. Tetapi, ia masih ragu apakah ada komitmen mengenai hal tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement