REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Politisi Partai Golkar, Fahmi Idris, menyangkal Nunun Nurbaeti berobat ke luar negeri. Fahmi menyebut Nunun sehat dan tidak sedang menderita penyakit lupa ingatan. Sekarang Nunun sering berpindah tempat dari Singapura ke Thailand, dan terakhir Kamboja.
Fahmi menyebut tindakan aktor utama pemberi cek pelawat itu sebagai bentuk penghindaran dari pemanggilan hukum. “Dia itu berpindah-pindah untuk menghindar, mencari tempat (berlindung) yang lebih baik,” sebutnya di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (16/5).
Fahmi menyatakan bahwa keberadaan Nunun di Kamboja disertai dua saudaranya. Yang menjengkelkan, ucap dia, suami Nunun, mantan wakapolri sekaligus anggota Komisi III DPR, Adang Daradjatun rutin menengoknya. Ia memperkirakan Adang bertemu istrinya di luar negeri setidaknya dua sampai tiga kali sebulan. Meski begitu, ia tak mau mengungkap siapa sumber yang jadi patokannya. “Ini sumber valid dan bisa dipertanggung-jawabkan,” ujarnya.
Terus berpindahnya Nunun di luar negeri karena Fahmi menyebut yang bersangkutan menggunakan paspor palsu. Ia menyebut, modus yang dilakukan Nunun mirip dengan yang dilakukan Gayus Tambunan ketika jalan-jalan ke luar negeri. “Dia gunakan paspor saudaranya yang mirip.”
Meski menjadi buronan interpol di 188 negara, Fahmi menilai hal itu tak banyak membantu. Sebab, tanpa status tersebut, Nunun bisa dengan mudah ditangkap KPK. Dengan catatan, jelas dia, KPK bersungguh-sungguh menjemput Nunun agar dihadirkan di persidangan.
Meski berstatus buronan internasional, kata Fahmi, jika KPK tetap lembek maka aktor utama cek pelawat itu tak akan pernah tertangkap. “Ini masalah kemauan dari KPK saja. Status buron tak banyak membantu,” cetus Fahmi.