Jumat 01 Jul 2011 19:09 WIB

Jelang Lebaran, Pemerintah Tambah Stok Daging 7.000 Ton

Daging sapi
Foto: Prayogi/Republika
Daging sapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Demi menjaga pasokan daging untuk memenuhi permintaan masyarakat saat lebaran tahun pemerintah siap melakukan penambahan. Kali ini pemerintah menambah sebesar 7.000 ton.

Menteri Pertanian Suswono, di Jakarta, Jumat (1/7), menyatakan, dengan penambahan pasokan sebanyak itu, maka dalam tiga bulan ke depan kuota impor yang dikeluarkan mencapai 28 ribu ton.

Dalam Rapat Koordinasi Ketersediaan Daging Sapi menjelang Hari Raya Lebaran, Natal, dan Tahun Baru dengan pelaku usaha peternakan nasional, menteri menyatakan, kebutuhan daging nasional setiap bulan sebanyak 7.000 ton.

"Dengan demikian dalam tiga bulan ke depan kebutuhan sebanyak 21 ribu ton namun untuk lebaran ditambah lagi 7.000 ton sehingga mencapai 28 ribu ton," katanya.

Menurut dia, dengan kondisi tersebut maka pasokan daging dalam negeri selama tiga bulan ke depan bahkan saat lebaran diperkirakan aman.

Kalangan pelaku usaha seperti Apfindo, Aspidi tambahnya, juga sudah menjamin ketersediaan daging dalam negeri dalam tiga bulan ke depan.

Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi), Thomas Sembiring,  menyatakan, dari sisi ketersediaan tidak ada masalah selama tiga bulan mendatang.

Untuk memenuhi kebutuhan dalam tiga bulan ke depan, tambahnya, pihaknya menyiapkan sebanyak 150 ribu sapi atau sekitar 50 ribu sapi perbulan.

Namun demikian, menurut dia, permasalahan justru ada pada kuota impor yang dikeluarkan pemerintah.

Selama Januari hingga Juni 2011, kuota impor yang dikeluarkan pemerintah sebanyak 40 ribu ton, menurut dia, seharusnya untuk Juli sampai Desember juga sebanyak itu.

"Namun (kuota) yang dikeluarkan pemerintah jauh di bawah itu. Saat ini SPP (Surat Pemberitahuan Pemasukan) impor daging baru 32 ribu ton," katanya.

Thomas mengatakan, jika hal itu dibiarkan maka dikuatirkan akan terjadi kekurang stok daging saat lebaran.

Apalagi, lanjutnya, pihaknya saat ini belum melakukan rekap terhadap seluruh SPP yang dikeluarkan sehingga SPP untuk kebutuhan industri, hotel maupun pasar tahun ini belum diketahui.

Menurut dia, sepertinya akan ada keterlambatan penerbitan SPP impor daging sementara itu Selandia Baru sedang "off season" atau tidak memotong ternak dan Indonesia tak bisa melakukan pembelian dari Amerika karena mahal.

"Yang memungkinan dari Australia namun karena masih ada penghentian ekspor sapi maka tidak bisa dilakukan. Jika hal itu terjadi maka akan ada kenaikan harga daging menjelang lebaran," katanya.

Kuota sementara

Menanggapi hal itu Menteri Pertanian Suswono menyatakan, kuota yang dikeluarkan pemerintah saat ini bersifat sementara.

"Kuota ini sifatnya dinamis dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar," katanya.

Menurut dia, kalau nantinya terjadi kekurangan akan dibicarakan dalam tingkat Rapat Kementerian Perekonomiaan.

"Kita minta kuota yang ada saat ini (7 ribu ton per bulan) dimanfaatkan secara optimal," katanya.

Pada kesempatan itu Suswono juga meminta kepada kalangan importir untuk tetap mengutamakan pembelian sapi dari dalam negeri untuk meningkatkan kesejahteraan peternak.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement