REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Mabes Polri hingga kini masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan belum menetapkan tersangka kerusuhan di Ambon pada 11 September 2011. Kerusuhan itu menewaskan enam orang dan 187 korban luka berat dan ringan.
"Kita melakukan olah TKP untuk mengungkap kasus-kasus yang terjadi," kata Kabareskrim Komjen Pol Sutarman di sela-sela sosialisasi Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia di Surabaya, Kamis.
Ditanya kemungkinan polisi sudah menetapkan tersangka, mantan Direskrim Polda Jatim itu juga mengaku hingga kini masih belum ada tersangka, karena pihaknya masih melakukan olah TKP untuk melacak siapa yang memicu terjadinya ketegangan di Ambon itu.
"Belum ada, kita masih melakukan olah TKP. Kami akan melacak semua. Kalau memang ada provokatif dan memenuhi unsurnya, ya akan kami tindak," katanya.
Berdasarkan pengusutan aparat kepolisian terungkap bahwa kematian tukang ojek warga kelurahan Waehaong, Kecamatan Nusaniwe yang menyulut pertikaian antarwarga pada Minggu (11/9) adalah kecelakaan lalu lintas murni.
Namun, rumor yang berkembang di masyarakat justru disebabkan faktor lain, sehingga hal itu menyebabkan kerusuhan yang membuat sejumlah rumah terbakar dan ribuan warga Kota Ambon mengungsi.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo dijadwalkan mengunjungi Ambon pada Kamis (15/9). "Kapolda Maluku Brigjen Pol Syarief Gunawan telah menjemput Kapolri di Bandara Internasional Pattimura di Desa Laha, Kecamatan Teluk Dalam," kata Kabid Humas Polda Maluku AKBP Johanis Huwae (15/9).
Kapolri dijadwalkan mengunjungi Kota Ambon bersama Menko Polhukkam Djoko Suyanto dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo untuk melaksanakan pertemuan dengan Forum Pimpinan Musyawarah Daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Mapolda Maluku.